Jakarta – Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi, Muhammad AS Hikam, mengatakan pemuda khususnya remaja, menjadi target penting kelompok radikal. Menurutnya ada beberapa alasan generasi muda sangat mudah masuk ke dalam radikalisme.
“Kelompok radikal zaman sekarang beda dengan zaman dulu. Kalau kelompok zaman dulu yang dicari itu kelompok yang punya pengalaman, kalau zaman sekarang yang dicari pemuda remaja bahkan anak-anak. Karena kondisi pemuda Indonesia itu sangat ideal bagi pengembangan ideologi radikal,” kata Hikam, pada forum diskusi mengenai ‘Penanggulangan Paham Radikal Pada Remaja Guna Mencegah Paham Terorisme’ di Hotel Gran Mahakam, demikian seperti dilansir Detik.com, Senin (27/8).
Hikam menambahkan, anak muda jadi target penyebaran radikalisme karena masih punya jiwa muda. Selain itu, biasanya anak muda yang terpapar radikalisme ialah yang baru mendalami agama. Faktor lainnya ialah sifat ingin menunjukkan eksistensi diri.
Menurut Hikam anak muda yang mudah sekali terpapar radikalisme ialah yang belajar secara autodidak atau melalui media sosial saja. Selain itu, anak muda yang kurang bergaul dengan teman-temannya juga mudah terpapar radikalisasi, tidak banyak bicara.
“Kemudian anak muda yang terpapar itu kurang gaul, tidak nanya bicara. Harus mempunyai hubungan erat dengan kelompok muslim arus utama agar tidak terkena paham radikalisme,” ucapnya.
Hikam menyarankan agar deradikalisasi tidak hanya sekadar program dari pemerintah saja tetapi juga dijadikan gerakan nasional. Guna mencegah para remaja terkena radikalisme.
“Apa yang harus dilakukan? Menurut saya deradikalisasi nggak bisa proyek dan program saja, dia harus bisa jadi gerakan nasional terutama generasi muda, pendekatannya harus budaya, humanis dan komunikatif,” pungkasnya.