SANAA – Ahli pembuat bom al-Qaeda, Ibrahim al-Asiri, dilaporkan tewas dalam serangan pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat (AS). Al-Asiri adalah sosok dibalik rencana menjatuhkan pesawat terbang di atas Detroit pada Hari Natal 2009 dan serangan teror terkait penerbangan lainnya.
Tewasnya al-Asiri merupakan pukulan berat terhadap kemampuan kelompok itu untuk menyerang sasaran di wilayah Barat. Ini juga menebalkan tekanan pada kelompok itu yang telah kehilangan beberapa kadernya selama beberapa tahun terakhir dalam serangan pesawat tak berawak serupa.
Seorang pejabat keamanan Yaman mengatakan bahwa al-Asiri sudah mati. Seorang pemimpin suku dan sumber yang terkait dengan al-Qaeda juga mengatakan bahwa dia tewas dalam serangan pesawat tanpa awak AS di gubernuran Yaman timur, Marib. seperti dikutip dari ABC News.go, Minggu (19/8/2018).
Pemimpin suku itu mengatakan al-Asiri diserang saat bersama dengan dua rekannya saat berdiri disamping mobilnya. Ia menambahkan bahwa istri al-Asiri, yang berasal dari suku al-Awaleq yang terkenal di gubernuran selatan Shabwa, sempat ditahan beberapa bulan yang lalu oleh pasukan yang didukung UEA dan kemudian dibebaskan.
Al-Qaeda sendiri tetap diam terkait laporan tersebut. Alih-alih mengeluarkan pernyataan yang memujinya, kelompok tersebut malah berusaha memburu orang-orang yang diduga mata-mata yang mungkin telah memberitahu AS tentang keberadaannya yang berujung pada serangan tersebut.
Konfirmasi kematian al-Asiri menyusul laporan PBB pekan ini mengatakan bahwa warga negara Saudi berusia 36 tahun, yang merupakan salah satu militan paling dicari di AS, mungkin telah terbunuh pada paruh kedua tahun 2017.
Al-Asiri diyakini adalah orang yang membut bom pakaian yang dikenakan pria Nigeria, Umar Farouk Abdulmutallab, saat mencoba meledakkan pesawat jet penumpang di Detroit pada bulan Desember 2009. Dia juga berada di belakang bom yang disembunyikan di dalam katrid printer yang ditempatkan pada jet kargo yang terikat di AS 2010.