Jakarta – Menristekdikti Mohamad Nasir akan mengumpulkan rektor se-Indonesia untuk menyikapi radikalisme yang sudah masuk dalam kampus. Rencananya pertemuan itu akan dilakukan usai Hari Raya Idul Fitri.
” 25 Juni nanti saya akan kumpulkan semua rektor perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia untuk menyikapi radikalisme di dalam kampus,” kata Nasir di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/6/2018).
Nasir berencana mendalami laporan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menyebut ada sejumlah universitas negeri yang terpapar paham radikal.
Dia akan meminta universitas-universitas negeri memperbaiki kurikulum. Nasir juga meminta rektor universitas mendata seluruh mahasiswa, staf, serta dosen yang terpapar paham radikal.
“Kurikulum kami perbaiki. Rektor saya minta mendata semua pegawai, dosen, dan mahasiswa mana yang terpapar radikalisme. Sebelum ditindak, ditanya dia mau kembali lagi atau tidak ke NKRI,” jelas Nasir dikutip dari detik.com.
Ke depan, data-data itu akan dikoordinasikan dengan BNPT dan BIN. Harapannya, data tersebut membantu universitas melacak mahasiswa, dosen, atau stafnya yang terpapar paham radikal.
“Dari media sosial dan HP itu kita data. Kita bisa lacak hubungan apa dari sana. Untuk semua. Nanti mahasiswa baru sudah mulai itu kerja sama dengan BNPT dan BIN,” pungkas Nasir.