Bandung – Berbagai Organisasi Kepemudaan (OKP) yang tergabung dalam Forum Rumah Anak Bangsa (FRAB) menggelar diskusi soal peran pemuda dalam melawan radikalisme dan terorisme di Cikutra Kota Bandung, Selasa (5/6), Diskusi itu diikuti PW Ansor Jawa Barat, PB PMII dan organisasi lainnya yang diwakili 150 peserta.
Dikutip dari republika.co.id, koordinator Rumah Anak Bangsa, Ahmad Riyadi, tujuan dari kegiatan ini untuk menunjukkan bahwa elemen pemuda sangat menyesalkan munculnya gejala radikalisme, terlebih terorisme.
Ironisnya, terorisme di Indonesia kini sudah menyentuh partai politik. Gejala itu menjadi pembahasan penting dalam diskusi tersebut, karena partai politik jangan sampai disusupi paham radikal, apalagi terorisme.
“Kami meminta negara agar mengevalusi partai politik agar lebih berperan aktif memerangi dan mengkanalisasi radikalisme dan terorisme,” ujar Riyadi dari PMII.
Menurut Riyadi, publik sudah tahu betul beberapa kader bahkan elit partai yang jelas terlibat dengan ISIS (penangkapan di Jawa Timur). Anehnya, secara terbuka para elit parpol tersebut malah menganggap aksi teror sebagai pengalihan isu dan menganggap aksi maut itu sebuah rekayasa.
“Berarti ini menunjukkan dalam tubuh partai tersebut ada yang aktif dan pasif dalam gerakan radikalisme dan terorisme,” katanya.
Riyadi menilai, radikalisme kini tengah menjadi permasalahan serius dan mengancam ketentraman hidup masyarakat. Dalam memerangi radikalisme, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat.
Riyadi berharap, tak ada parpol yang terlibat. Karena parpol merupakan akar dari demokrasi yang dapat mengendalikan regulasi dan tata kehidupan bangsa. Ia menilai persoalan itu perlu dikupas lantaran fenomena radikalisme sudah menyebar ke aspek kehidupan masyarakat, seperti dunia pendidikan, lingkungan, pekerjaan, politik dan juga agama.