Jakarta – Berbagai aksi teror yang terangkai simultan dalam beberapa hari terakhir di Indonesia merupakan perintah langsung pimpinan tertinggi ISIS, Abu Bakar al-Bagdadi. Perintah diberikan ke seluruh sel-sel jaringan kelompok afiliasi ISIS untuk bergerak melakukan amaliah.
Demikian pernyataan Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang ditayangkan salah satu televisi swasta nasional, Rabu (16/5).
“Pengertian amaliah yang diperintahkan Abu Bakar al-Bagdadi ke seluruh kelompok pendukungnya di dunia adalah menebar aksi teror. Aksi teror di Indonesia termasuk di antaranya,” tegasnya.
“Perintah itu diberikan karena posisi ISIS yang sudah terdesak, baik di Irak maupun Suriah,” sambungnya lagi.
Tito mengatakan, peristiwa insiden di Mako Brimob yang digerakkan pentolan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) Pekanbaru, Wawan alis Abu Afif, adalah sirine dimulainya aksi perintah amaliah di Indonesia. Di saat bersamaan, aksi amaliah juga terjadi di dekat gedung Opera Palais Garnie di Kota Paris, Prancis. Pelaku teror menusuk warga sipil dengan pisau sebelum ditembak mati.
“Perintah yang diberikan Abu Bakar Al-Bagdadi adalah amaliah bukan serang Mako Brimob. Perintah ini laluk diterjemahkan oleh masing-masing jaringan teroris ISIS di seluruh dunia, termasuk JAD di Indonesia,” jelas Tito.
Dia mengungkapkan, selama dua hari pergolakan di Mako Brimob juga diketahui ada pergerakan lain dari jaringan teroris yang mengarah ke sana untuk membantu. Namun urung dilakukan karena aparat keamanan cepat mengatasi keadaan.
“Mereka akhirnya pulang lagi ke daerah asal. Beberapa dari mereka kemudian bisa kita tangkap, termasuk dua teroris Pekanbaru yang diciduk di kawasan Pasar KM 5 Palembang, saat hendak membayar utangnya ke seorang dosen,” terang Tito.
“Juga ada yang akhirnya ditembak mati, seperti empat teroris yang menyerang Mapolda Riau,” sambungnya menegaskan.