Tangerang – Upaya-upaya pencegahan yang telah dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), terutama untuk menangkal propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya, berhasil mengajak anak muda Indonesia untuk aktif menyebarkan konten damai di internet. Buktinya, meski baru 10 kota atau kurang lebih 600 duta damai dunia maya yang terbentuk, saat ini propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya cukup berhasil ‘dijinakkan’.
Namun itu tidak membuat BNPT lengah dan berpuas diri. Melalui Pusat Media Damai (PMD), BNPT kembali menambah anggota duta damai dunia maya. Kali ini, 60 anak muda dari Provinsi Banten direkrut untuk bergabung dengan duta damai sebelumnya yang tersebar di 10 provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Ke-60 calon duta damai dunia maya Provinsi Banten saat ini tengah mengikuti pelatihan yang digelar PMD BNPT di Tangerang, 22-25 April 2018. Pelatihan itu akan berlangsung selama empat hari dengan materi membuat tulisan, desain komunikasi visual (DKV), dan teknologi informasi (TI).
“BNPT akan terus membentuk duta damai sebanyak mungkin demi untuk menggaungkan di dunia maya. Sejauh ini cukup berhasil, tapi kami tidak mau berpuas diri,” ujar Kasubdit Kontra Propaganda BNPT yang juga ketua Panpel Kolonel Pas. Drs. Sujatmiko saat memberikan laporan pelaksanaan kegiatan, Minggu (22/4/2018).
Sujatmiko menambahkan bahwa kegiatan ini untuk membentuk generasi muda sebagai agen perdamaian yang akan mendukung aksi damai BNPT di dunia maya. Mereka akan dilatih untuk membuat konten-konten damai berupa tulisan, foto, video, gambar dan website yang akan bersinergi dengan Pusat Media Damai (PMD) menyebarkan perdamaian sekaligus memerangi propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya.
Diharapkan setelah pelatihan para peserta mampu menjalankan tugasnya yaitu mengajak generasi muda agar menjauhi radikalisme dan terorisme dengan bahasa anak muda juga. Pasalnya, terorisme tidak lagi bergerak secara konvensional, tapi telah merambah dunia digital dengan memanfaatkan ruang maya tidak terbatas. Karena itulah penyebaran radikalisme dan terorisme di dunia maya sangat sulit untuk dikontrol sehingga diperlukan peningkatan kesadaran individu terhadap bahaya terorisme, terutama generasi muda.
‘Hal itulah yang mendasari BNPT merangkul generasi muda sebagai mitra strategis atau duta damai dunia maya dengan membentuk jaringan untuk menyebarkan konten positif terutama di dunia maya dengan menggelar Pelatihan Duta Damai Duni Maya,” imbuh Drs. Sujatmiko.
Sesaknya dunia maya oleh konten negatif nuansa kekerasan dan terorisme, ungkap Sujatmiko, membuat BNPT memandang penting untuk membuat gerakan bersama untuk membanjiri dunia maya dengan konten positif berisi perdamaian. Dari situlah dipilih anak muda karena mereka yang memahami gaya dan bahasa yang bisa diterima anak muda.
Sejauh ini, duta damai telah memberikan kontribusi positif dan berpartisipasi aktif dalam pencegahan terorisme. Kegiatan ini juga untuk membentuk generasi muda dengan rasa nasionalisme tinggi sehingga tidak mudah terpapar paham radikalisme serta memberi wadah untuk menampung kreativitas anak muda dalam menyuarakan perdamaian di dunia maya dan dunia mata.
“Duta damai ini sifatnya independen, tidak terikat, sukarelawan, satu visi, siap menyebarkan perdamaian, dan akan terus berkoordinasi dengan duta damai lainnya untuk meramaikan dunia maya dengan konten positif,” tandas Drs. Sujatmiko yang juga pimpinan redaksi PMD ini.