JAKARTA, KOMPAS.com — Teroris di Indonesia tidak lagi mengandalkan bom, tetapi sudah memakai bahan kimia. Demikian pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyad Mbai terkait pengungkapan sejumlah terduga teroris saat ini.
“Kalau ingat pada 2012 ada juga di Solo, yang arsipnya dimusnahkan. Namun, masih luput dari perhatian. Sekarang mulai muncul modus dengan kimia. Kelompok Abu Omar ini juga termasuk menggunakan racun,” ujar Ansyad di Jakarta, Jumat (10/5/2013).
Ansyad mengatakan, modus penggunaan bahan kimia oleh pelaku teror sudah pernah terjadi pada 2011. Saat itu, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri atau Densus 88 menangkap belasan pelaku teror di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Salah satu pelaku yang ditangkap saat itu bernama Paimin. Di rumah pelaku, Sabtu pukul 02.00, petugas Densus 88 menemukan cairan yang disimpan dalam dua botol air kemasan ukuran 600 mililiter.
Bahan kimia yang didapat dari tangan pelaku teror menurut rencana akan digunakan untuk meracuni makanan di kantin kantor kepolisian.
Saat ini, pelaku teror yang tertangkap di sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah pernah juga merencakan membakar pusat perbelanjaan di Glodok, Jakarta Barat. Mereka menggunakan cairan kimia untuk membakar.
“Ke depan perlu jadi perhatian dengan penggunaan bahan kimia ini, baik dalam bentuk racun maupun untuk melakukan kebakaran atau kerusakan dalam bentuk lain,” kata Ansyad. (Yogi Gustaman)
Sumber: kompas online