Kebumen – Maraknya sebaran informasi hoax yang tersebar ditengah masyarakat membuat situasi kebangsaan cukup meresahkan, sehingga perlu dari semua elemen masyarakat untuk bergerak secara bersama-sama menghentikan laju informasi hoax tersebut. Demi menjaga stabilitas keamanan ditengah masyarakat terutama menjelang dimulainya pilkada serentak yang akan digelar pada 2018 – 2019 masyarakat Kebumen mendeklarikan sikap anti hoax, SARA dan radikalisme.
Deklarasi yang digelar di Alun-alun Kebumen tersebut diikuti oleh 1.200 orang dari kalangan pelajar, mahasiswa, tukang ojeg hingga tukang becak. Pernyataan sikap itu disaksikan langsung oleh Kapolres Kebumen AKBP Arief Bachtiar, Kajari Erry Pudyanto Marwoto SH, Ketua DPRD Cipto Waluyo, Plt Sekda Kebumen Mahmud Fauzi serta tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Dikutip dari suaramerdeka.com Dalam deklarasi terdapat tiga butir pernyataan yang dibacakan serempak. Yakni menolak berita dusta dan hoax yang dapat mengancam disintegasi bangsa, menolak Isu SARA dan Radikalisme serta mendukung keutuhan NKRI.
Massa juga mendukung upaya pihak kepolisian untuk menangani dan memberantas penyebaran berita hoax. Termasuk mengusut, menindak, memproses hukum pelaku pembuat dan penyebar berita hoax. Dalam aksinya, mass juga membawa sejumlah spanduk unik dan lucu. Diantaranya ‘Hoax bikin “Hoak jadi Soak”, “Hoax=Sampah” dan “Hoax Musuh Bersama”.
Kapolres Kebumen AKBP Arief Bachtiar sangat mengapresiasi deklarasi pelajar, mahasiswa dan elemen masyarakat terkait menolak hoax. Deklarasi tersebut sebagai momentum melawan hoax yang dapat memecah belah masyarakat dan mengganggu kamtibmas, apalagi saat ini tahapan Pilgub Jateng 2018 sudah berjalan.
“Deklarasi anti-hoax tersebut merupakan bagian dari kampanye edukasi yang bertujuan mengajak masyarakat lebih selektif memilih, memilah dan menyebarkan informasi. Selain itu juga agar lebih bijak di dalam menyingkapi dan menggunakan media sosial. Mengingat Indonesia saat ini sedang darurat informasi,” ujar AKBP Arief Bachtiar di sela-sela acara.