DAMAILAHINDONESIAKU.COM, Sentul – Upaya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menangkap paham radikalisme di Indonesia dinilai sudah berada di jalan yang benar. Penilaian itu disampaikan dua orang mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Pertahanan (Unhan) BDO Siagian dan Iman Hardi saat mengunjungi Pusat Media Damai (PMD) BNPT, Jumat (5/6/2015).
“BNPT telah menjalankan tugas dan fungsinya secara benar. Apalagi dengan adanya PMD ini, itu membuktikan BNPT telah membuat strategi terbaik untuk menghadapi propagada radikalisme melalui internet atau dunia maya. Ini metode yang nyata untuk menangkap paham radikalisme, terutama dari internet dan media sosial,” ujar DOG Siagian.
Siagian juga sepakat, keberadaan PMD ini menjadi bagian kontra narasi yang sangat efektif dalam melakukan kontra radikalisasi, terutama semakin menjamurnya situs-situs radikalisme. Saat ini penyebaran ideologi dan agama sangat masif, terutama melalui dunia maya.
“Radikalisasi tidak bisa dilawan dengan senjata, pemikiran itu hanya bisa dilawan dengan pemikiran. Jadi langkah BNPT sangat tepat,” tukasnya.
Siagian menilai, BNPT tentu tidak bisa sendiri untuk membendung dan menangkal paham radikalisme di Bumi Nusantara. Untuk BNPT harus mengajak media lain atau masyarakat untuk sama-sama secara simultan untuk menangkal paham radikalisme ini.
Di tempat yang sama, mahasiswa S2 jurusan peperangan asimetrix, Iman Hardi memberikan apresiasi positif terkait upaya dan program BNPT dalam menangkal radikalisme. Itu tentunya akan menjadi kredit poin buat BNPT menciptakan perdamaian di NKRI.
“Dari luar masyarakat mungkin menilai BNPT sebagai institusi pemerintah yang kontra dengan Islam serta tidak ada kerja nyata. Padahal faktanya kinerja BNPT sangat luar biasa dalam menyelamatkan bangsa dan negara dari ancaman radikalisme dan terorisme. Ini bukan tugas ringan, karena menyangkut masa depan Indonesia,” ungkap Iman.
Untuk itu, Iman meminta BNPT untuk terus melanjutkan program-programnya secara masif. “BNPT tidak tegak dan konsisten dalam menangkap program radikalisme dan terorisme ini,” pungkas Iman.