Hawija – Pasukan keamanan Irak menemukan kuburan massal berisi sekitar 400 mayat korban kebiadaban kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di dekat Hawija, Kirkuk. Para korban yang dikubur seadanya itu, dilaporkan dieksekusi dengan cara ditembak mati dan sebagian lagi dibakar.
Gubernur Kirkuk, Rakan Saed seperti dikutip dari ‘The Guardian’, Senin (13/11/2017) mengatakan, kuburan massal tersebut berlokasi di sebuah pangkalan militer di dekat Hawija yang telah ditinggalkan ISIS, setelah kota tersebut direbut kembali direbut pasukan Irak pada Oktober 2017 lalu.
Namun, Rakan Saed tidak merinci mulai kapan pihak berwenang akan melakukan evakuasi terhadap ratusan tersebut. “Tidak kurang dari 400 orang dieksekusi. Beberapa korban di antaranya mengenakan seragam tahanan yang dijatuhi hukuman mati, sementara yang lain mengenakan pakaian sipil” katanya.
Pemerintah Irak menggelar konferensi pers di lokasi kuburan massal yang ditemukan di daerah al-Bakara, sekitar 3 kilometer sebelah utara kota Hawija. Daerah itu merupakan basis tentara Amerika sebelum tahun 2011. “Kami berdiri di sini, di mana setidaknya 400 warga sipil dikubur, beberapa di antara mereka masih menggunakan seragam tawanan warna merah, dan dieksekusi secara brutal oleh ISIS,” katanya.
Kolonel Murtada Abbas dari Brigade ke-60 militer Irak mengatakan bahwa para saksi eksekusi ISIS membawa mereka ke kuburan massal tersebut. Saad Abbas al-Nuaimi, seorang gembala di daerah tersebut, mengatakan, dia melihat anggota ISIS membawa kendaraan pengangkut penuh dengan warga sipil ke lokasi tersebut dan mengeksekusi mereka. Dia mengatakan ada lima kuburan massal di daerah al-Bakara.
Sedangkan, Khalaf Luhaibi, seorang penggembala ternak di wilayah setempat yang memimpin pasukan Irak menuju lokasi kuburan massal mengatakan, ISIS pernah membawa tawanan ke daerah tersebut. Para militan kelompok teror itu, menembak para tahanan dan menuangkan minyak ke tubuh para tahanan sebelum membakarnya. Lokasi tersebut penuh dengan pakaian sobek dan sisa-sisa kerangka manusia seperti tulang dan tengkorak.
Gubernur Kirkuk meminta Pemerintah Irak dan Komisi Hak Asasi Manusia untuk datang ke lokasi kuburan massal dan melakukan pemeriksaan DNA untuk mengidentifikasi para korban. Kirkuk adalah sebuah provinsi kaya minyak di bagian utara Irak. Pasukan ISIS mengusir militer Irak dari ibu kota Kirkuk pada tahun 2014. Setelah itu, pasukan Kurdi pada gilirannya mendorong ISIS keluar dari kota, yang kemudian dikuasai selama lebih dari dua tahun.
Pemerintah Irak memerintahkan pasukan Kurdi untuk menyerahkan kota tersebut. Ketika orang-orang Kurdi menolak, militer Irak masuk dan menguasai kota tersebut pada pertengahan Oktober. Pengambilalihan Kirkuk diperintahkan oleh Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, yang meminta pasukan Peshmerga Kurdi untuk bekerja sama dengan mereka.