Yogyakarta – Penyebaran paham radikal terorisme telah menyasar semua kalangan mulai dari masyarakat biasa hingga kalangan terdidik. Hal ini diperlukan upaya kerja bersama dalam rangka menanggulanginya.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai leading sector dalam penanganan terorisme tentu tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan mitra startegis dari berbagai pihak. Karenanya BNPT melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Yogyakarta menggelar kegiatan Dialog Pelibatan Komunitas Seni Dan Budaya Dalam Pencegahan Terorisme dengan tema “Sastra Cinta Damai, Cegah Paham Radikal” Kamis, (26/10/2017) bertempat di KJ Hotel Jogjakarta.
KH. Abdul Muhaimin, ketua FKPT Yogyakarta, dalam sambutannya mengatakan bahwa perkembangan paham ekstrimisme atau radikalisme dewasa ini cukup menghawatirkan. Karena itu perlu diantisipasi dan melakukan pencegahan bersama.
Ekstrimisme atau paham radikalisme bukan hanya pada persoalan agama, namun banyak faktor yang menjadi penyebabnya, seperti ketidakadilan, kemiskinan dan faktor lainnya. Karenanya, menurut Muhaimin FKPT mencoba melakukan berbagai upaya untuk melakukan pencegahan dari berbagai aspek.
“Tidak mungkin pencegahan hanya pada satu sisi oleh karenannya FKPT mencoba mengurai akar persoalan agar dapat melakukan pencegahan paham ekstrimisme atau radikalisme tersebut dari berbagai pendekatan, salah satunya dari aspek seni dan budaya” ujar Muhaimin dalam sambutanya saat membuka kegiatan dialog tersebut.
Diakhir sambutannya, Muhaimin mengatakan sastrawan yang menciptakan pusisi adalah pencipta perdamaian. Diharapkan kedepannya tercipta puisi-puisi yang dapat dijadikan penyejuk hati masyarakat sehingga tidak terjangkiti paham ekstrimisme atau radikalisme.