Baghdad – Seorang siswi asal Jerman yang kabur dari negaranya untuk bergabung dengan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Linda Wenzel terancam dijatuhi hukuman mati di Irak. Namun, hukuman mati itu masih dipertimbangkan, Menurut Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, negara itu masih mempertimbangkan tuduhan terhadap Linda Wenzel.
“Anda tahu ,remaja di bawah undang undang tertentu, mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka terutama jika tindakan tersebut merupakan tindakan kriminal jika membunuh orang yang tidak bersalah. Saat ini, Linda Wezel ditahan di sebuah penjara di Bagdad dan pengadilan masih belum memutuskan apakah jaksa akan menuntut hukuman mati,” kata Haider Al-Abadi seperti dilansir ‘metro.co.uk’, Rabu (20/9/2017).
Ayah Linda Wenzel, Reiner Wenzel sangat menginginkan putrinya tersebut kembali ke rumah dalam keadaan sehat. dia berharap, pihak berwenang Irak dapat membawa putrinya kembali ke Jerman agar diadili oleh negaranya.”Saya belum pernah menghubungi putrinya sejak bergabung dengan ISIS setahun lalu. Informasi yang saya terima, Linda tidak terlibat perang dengan militan,” kata Reiner.
Namun, Linda dilaporkan secara aktif terlibat di brigade khusus yang bertugas mengecek pakaian wanita di organisasi negara kilafah tersebut. Wanita yang tidak mematuhi peraturan seperti tetap menggunakan pakaian ketat, memakai make-up dan tak gunakan kerudung akan dicambuk oleh brigade.
Media lokal Jerman menduga Linda Wenzel dan tiga wanita asing lainnya tertangkap di dekat Mosul karena terlibat terorisme dan masuk keanggotaan ISIS. Diplomat Jerman saat ini telah melakukan negosiasi dengan pejabat Irak tentang kemungkinan ekstradisi Linda ke Jerman. Jika diadili di Irak, Linda menghadapi ancaman hukuman mati.
Haider al-Abadi juga mengatakan, pasukan Irak menahan 1.333 wanita dan anak-anak yang menyerah kepada pasukan Kurdi. Namun ,banyak dari mereka yang ditahan di sana tidak melakukan kejahatan apapun. Pemerintah Irak terus berkomunikasi dengan negara asal mereka untuk”menemukan cara terbaik menyerahkan mereka. Sejauh ini, Irak telah memulangkan hampir 100 orang.
Linda Wenzer yang berusia 15 tahun, ditahan di Baghdad bersama ratusan wanita asing lainnya yang bergabung dengan ISIS. Dia dituduh ikut melakukan serangan teroris. Wanita non-Irak lainnya yang ditahan termasuk warga negara dari Perancis, Belgia, Suriah dan Iran. Dia ditangkap ketika berusa melarikan diri ke Jerman dan mengaku menyesal telah pergi ke Irak.
Seperti dilaporkan kantor berita AP, Linda Wenwer mengaku ingin segera pulang ke Jerman. “Saya ingin keluar dari perang, jauh dari senjata dan kebisingan ini. Aaya mengalami radikalisasi setelah berkomunikasi dengan ekstrimis IS lewat internet,” kata Linda yang menghabiskan waktu satu bulan untuk melakukan perjalanan ke Turki, lalu melalui Suriah dan ke Irak untuk menikahi seorang pejuang ISIS yang tewas di Mosul.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Jerman sudah memperingatkan bahwa Linda Wenzer jika diadili di Jerman bisa dituntut hukuman mati. Apalagi jika dia terbukti melakukan pelanggaran terkait terorisme. Tapi Jerman sedang berupaya mengembalikan remaja dan tiga perempuan Jerman lainnya untuk diadili di Jerman yang tidak mengenal hukuman mati.