Bandung – Terduga teroris Imam Mulyana (31) yang ditangkap Tim Spesial Response Team (SRT) Sat Reskrim Polresta Cirebon dan Densus 88 Antiteror, ternyata terkait Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang bertindak seorang diri (lone wolf). Dia ditangkap di sekitar Bandara Cakrawabhuwana atau Penggung, Cirebon, menjelang kedatangan Presiden Indonesia, Joko Widodo untuk menghadiri Festival Keraton Nusantara.
Saat ditangkap Imam Mulyana (IM) yang merupakan warga a Burujul Wetan, Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, berada dalam keramaian warga di sekitar Bandara Cakrawabhuwana. Gerak geriknya yang mencurigakan menarik perhatian petugas. Apalagi dia membawa ransel. Setelah diperiksa, ditemukan sangkur, airsfot gun, dan bom molotov. “Dia terkait JAD Cirebon, lone wolf,” kata Direskrimum Polda Jabar, Kombes Umar S Fana kepada wartawan, Selasa (19/9/2017).
Dikatakan, IM beraksi seorang diri. Namun, ada lima molotov yang sudah disebar pelaku di sekitar kawasan bandara. Dia diketahui akan menyerang anggota polisi dan TNI. Diduga, setelah menyerang anggota pasukan TNI dan Polri, dia akan berupaya merebut senjata. Bisa jadi dia akan menyerang rombongan Presiden. “Alhamdulillah, Allah masih melindungi kami, sehingga tersangka bisa ditangkap,” lanjutnya.
Dari hasil pemeriksaan terhadap IM, selain ditemukan sangkur, airsfot gun, dan bom molotov, juga ada beberapa tulisan-tulisan yang ajakan jihad dan beberapa dokumen lainnya serta gas untuk mengisi airsoft gunnya. Informasi IM yang gerk-geriknya mencurigakan ini juga datang dari masyarakat yang merasa aneh melihat ada orang yang tidak pernah lihat pakai ransel.
Secara terpisah,Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto mengatakan, pemeriksaan untuk IM dilakukan dalam waktu 7×24 jam. “Penyidik diberi waktu 7x24jam untuk menentukan apa yang bersangkutan betul sebagai tersangka teroris apa bukan. Kalau emang akan diproses lanjut kalau tidak akan dibebaskan,” jelasnya.