Jakarta – Prajurit dan institusi TNI kukuh mempertahankan Pancasila, Konstitusi, UU, serta selalu menaati perintah Presiden RI. Menjaga ketaatan tersebut, hubungan kerja di internal TNI selalu tegak lurus, dari Presiden ke Panglima hingga sampai ke prajurit di lapangan.
Hal itu dikemukakan Direktur Emrus Corner Dr Emrus Sihombing yang dikirimkan kepada Damailahindonesiaku.com, Jumat (18/8/2017). Menurutnya, prajurit aktif tidak boleh berada pada kepentingan politik golongan atau kelompok tertentu. TNI berada pada garis tegak pada Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
“Karena itu, TNI selalu satu, baik itu AD, AL dan AU. Mereka kesatuan utuh, menjaga kedaulatan negara di darat, laut, dan udara. Semua angkatan menyatu. Mereka tidak bisa dipisahkan oleh kepentingan politik pragmatis, apalagi dengan opini,” katanya.
Menurut dosen pascasarjana Universitas Pelita Harapan itu, di negara demokrasi termasuk di Indonesia, sistem satu garis komando berlaku di semua institusi militer. Komando diperlukan menjaga kesatuan dan profesionalisme kemiliteran, termasuk di medan tempur. Perintah wajib dilaksanakan oleh parajurit di lapangan dengan segala resiko, termasuk mempertaruhkan nyawanya sekalipun.
Oleh karena itulah, militer sebagai profesi panggilan jiwa dan penuh mengabdian bagi nusa dan bangsa. “Saya melihat langsung kesetiaan dan kesatria parajurit TNI di lapangan. Di tanah kelahiran saya, Lawe Sigala-gala, di ujung barat Indonesia, Aceh Tenggara, dilanda banjir bandang pada Selasa, 11 April 2017 sore, sekitar pukul 18.00 WIB. Para prajurit TNI ada di tengah masyarakat bahu-membahu mengatasi dampak,” katanya.
Pada 2015 yang lalu, katanya, dia pergi ke Boven Digoel di ujung timur Indonesia, di Tanah Papua bersama tim Kementerian Dalam Negeri. “Kami berangkat dari Merauke lewat darat. Sebelum tiba di Boven Digoel, kami singgah di sebuah pos TNI di perbatasan di tengah hutan, sangat jauh dari keramaian, anak-istri dan sanak saudara. Mereka penuh dedikasi dan militansi melaksanakan tugas negara. Semua perwira tinggi TNI telah melalui proses itu,” katanya.
Untuk itu, Emrus menyarankan sesekali warga negara sipil berkunjung dan tinggallah bersama prajurit di pos TNI yang jauh di pelosok terpencil. Seperti di pengunungan, di pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara lain, di pesisir laut yang sepi, dan sebagainya. “Di sana kita dapat merasakan, betapa prajurit TNI siaga melakukan semua tugas pokok diamanahkan negara”.
Semua prajurit TNI di mana pun berada, baik di Markas Besar (Mabes TNI dan Angkatan), Kotama (Komando Utama) dan satuan jajaran TNI yang sudah, sedang, dan akan memegang tongkat komando TNI, senantiasa melakukan tugas pengabdian hingga akhir hayat mereka. “Itulah bukti dedikasi dan militansi pengabdian prajurit TNI. Mereka tidak bisa dipecah oleh upaya apa pun, termasuk pembentukan opini. Percayalah!” ujarnya. (SS)