Jakarta – Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Kepolisian Indonesia (Lemkapi), Edi Hasibuan mengatakan, masyarakat sangat memahami rencana Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Tito Karnavian untuk mempersenjatai seluruh anggota Polri. Tujuannya Kapolri sudah jelas yaitu untuk mengantisipasi aksi teror dari jaringan teroris yang sering terjadi.
Dikatakan, aksi-aksi teror dari kelompok radikal dan teroris belakangan ini banyak menyasar anggota Polri dan jika anggota Polri tidak dipersenjatai, mereka akan menjadi sasaran empuk tanpa bisa membalas. Lemkapi memprediksi aksi teror masih akan terjadi terhadap anggota dan markas Polri pada masa mendatang.
“Kami meminta seluruh anggota Polri maupun TNI meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman teror yang dilakukan orang tidak dikenal. Lemkapi juga mendukung rencana Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengizinkan seluruh anggota kepolisian mempersenjatai diri lantaran masyarakat menuntut rasa aman,” kata Edi Hasibuan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Mantan komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) itu menuturkan, mungkin tidak seluruh anggota polisi dipersenjatai. Beberapa satuan kerja Polri tidak mempersenjatai diri seperti polisi wanita (Polwan) dan anggota Sabhara. Tetapi, jika mengingat teror itu ditujukan kepada seluruh anggota Polri, sepantasnya mereka juga dipersenjatai.
Lemkapi memandang sangatlah penting bagi seluruh anggota Polri dibekali senjata api dalam bertugas dengan pertimbangan jumlah aksi teror meningkat. Termasuk kejadian bom bunuh diri Terminal Kampung Melayu Jakarta Timur dan serangan terhadap dua anggota Brimob di Masjid Falatehan Jakarta Selatan pada Juni 2017.
Namun, dia menekankan agar pemberian izin dan pengawasan kepemilikan senjata api bagi seluruh anggota Polri harus lebih ketat dan menjalani rangkaian psikotes yang selektif. “Wajib hukumnya tes kejiwaannya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya.