Mosul – Kelompok teroris internasional ISIS dikabarkan menghentikan pembayaran gaji kepada pasukannya. Penghentian pembayaran gaji ini terjadi pada pasukan ISIS yang justru bertempur keras untuk mempertahankan kota Mosul dari serangan pasukan militer pemerintah.
Tentu kebijakan yang tidak menyenangkan disambut dingin oleh pasukan ISIS yang biasanya menerima gaji sebesar 350 ribu dollar AS atau sekitar 4,6 juta perbulan (tidak sebanyak janji mereka yang mampu membayar anggotanya hingga puluhan juta perbulan). Kuat dugaan ISIS sedang sangat miskin, terutama dengan serangan demi serangan yang dilancarkan pasukan pemerintah yang melumpuhkan kilang-kilang minyak yang dikuasai ISIS di Irak dan Suriah.
Pasukan ISIS yang kecewa itu, seperti dilaporkan oleh Telegraph, meminta ‘gaji’ dari warga sekitar yang hidupnya menderita akibat konflik berkepanjangan ini. Salah seorang warga yang hanya ingin dituliskan namanya dengan Mosul Eye menyebut bahwa pasukan ISIS memaksa warga untuk membayarkan tagihan listrik dan kebutuhan lainnya selama enam bulan kedepan.
“Satu-satunya makanan yang tersisa untuk warga yang tinggal di sisi barat kota adalah kentang yang mereka rebus untuk makan sehari-hari,” jelas Mosul Eye.
Pernyataan di atas dikuatkan pula oleh warga lainnya yang mengaku bernama Ahmed yang menyatakan bahwa ISIS memiliki banyak persediaan makanan, namun mereka tidak mau berbagi dengan warga.
Kota Mosul nyatanya hingga kini masih belum lepas dari kegilaan ISIS. Sebelumnya, PM Haider al-Abadi berjanji bahwa Mosul akan bersih dari ISIS pada akhir tahun lalu. Militer Irak pun mengklaim sudah berhasil menguasai 70% kota Mosul.
Letnan Jenderal Talib Shaghati dari AD Irak menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mundur sebelum bisa membabat habis ISIS. “Sekitar 65-70 persen sisi timur kota sudah kami rebut. Saya kira dalam waktu tak lama lagi seluruh kota akan dibebaskan,” terangnya.