Pangkal Pinang – Direktur Pencegahan BNPT, Brigjend. Pol Drs. Hamidin menyatakan bahwa mayoritas pelaku aksi teror di Indonesia berasal dari kelompok Islam. Kondisi akhir-akhir ini terkait radikalisme dan terorisme di Indonesia sangat mengejutkan publik. Mulai dari kejadian terbaru di Kalimantan, sampai dengan penyerangan terhadap anggota kepolisian di Tangerang Jakarta. Ia menyebut jaringan yang paling kuat adalah yang terafiliasi ke ISIS.
“Pertanyaannya, apakah kelompok teroris hanya dimasuki oleh orang yang agama Islam saja? Faktanya 88,58% pelaku aksi teror adalah muslim. Mereka yang tergabung dengan ISIS ada sekitar 500-an orang,” ungkapnya siang ini, Kamis (17/11/16) di Pangkal Pinang.
Meski begitu, jumlah ini bisa dimengerti, sebab Indonesia adalah Negara dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Jumlah ini pun terbilang sedikit disbanding dengan persentase keterlibatan muslim di Negara-negara Eropa lainnya.
Paparan ini disampaikan Hamidin dalam dialog pelibatan masyarakat dalam mencegah paham radikal teror bersama masyarakat yang diselenggarakan oleh BNPT di Ballroom Puncak Hotel, kota Pangkalpinang.
Hamidin juga menyinggung fenomena penyebaran radikalisme & terorisme yang saat ini bisa masuk dan menyebar dengan berbagai cara dan model; mulai dari pendekatan keluarga dengan melakukan perkawinan sebagai basis untuk menyebarkan jaringan dan pengaruh, hingga pendekatan berbasis pertemanan. Karenanya ia meminta masyarakat untuk terus waspada terhadap segala kemungkinan masuk dan menyebarnya radikalisme dan terorisme.