Bitung- Sosialisasi penanggulangan paham radikal-terorisme terus dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulang Terorisme (BNPT) di setiap Provinsi di seluruh Indonesia. Ini dimaksudkan untuk memningkatkan kewaspadaaan masyarakat terhadap bahaya paham kekerasan yang mengatasnamakan agama. Untuk itu, BNPT kerap melibatkan tokoh agama untuk memberi pemahaman yang benar kepada masyarakat terkait radikalisme dan terorisme.
Seperti yang dilakukan hari ini, BNPT menggandeng sejumlah tooh agama di Sulut untuk mengisi dialog tokoh agama untuk pencegahan bahaya radikalisme dan terorisme di Bitung, hari ini Rabu (05/10/16).
Dikatakan oleh Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Utara, James Tulangow kegitan ini merupakan langkah yang dilakukan oleh BNPT untuk menggalang partisipasi masyarakat, khusnya tokoh agama dalam menghalau penyebaran paham anti toleransi. Lebih jauh, James juga menambahkan bahwa peran tokoh agama sangat penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan virus radikalisme yang mungkin saja berkembang dalam masyarakat Sulut.
Ia pun percaya bahwa radikalisme bertentengan dengan agama, karena agama menolak kekerasan. Karenanya ia meminta kepada tokoh agama agar tidak pernah berhenti memberi pengajaran agama yang benar dan sesuai dengan falsafah bangsa kepada masyarakat.
“Setiap agama harus mengajarkan wawasan kebangsaan dan sikap cinta terhadap tanah air, agar tidak ada benih-benih radikalisme yang berkembang di dalam masyarakat,” ungkapnya.
Dialog ini diikuti oleh 140 peserta yang terdiri dari beberapa berbagai umat lintas agama di Sulawesi Utara. Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 10.00 s.d 16.00 WITA, dihadiri oleh Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA (guru besar UIN Sumut), Polda Sulut, dan serta perwakilan Tokoh agama Kristen dan Islam yang bertindak sebagai narasumber.