Pontianak – Kematian pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso alias Abu Wardah rupanya tidak mengendurkan kesiagaan aparat, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tetap meningkatkan kesiapsiagaan satuan tempur para aparatnya. Ini tampak dalam Apel Kesiapsiagaan yang diselenggarakan di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis, (28/07/16). Apel ini dipimpin langsung oleh Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT, Brigjen Pol Drs. Fachrudin.
Melalui apel ini BNPT sekaligus meninjau kemampuan pasukan di wilayah dalam menghadapi potensi ancaman terorisme. Batalyon Komando Paskhas 465/Brajamusti (TNI AU) menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini. Satuan yang mengikuti apel kali ini diantaranya adalah Brimob Polda Kalimantan Barat (Polri) dan Detasemen Kavaleri 2/Beruang Cakti (TNI AD). Kagiatan ini juga dimaksudkan BNPT untuk menyamakan persepsi antar pasukan terkait upaya penanggulang terorisme yang lebih komprehensif.
“Saya minta, karena kita sudah bertemu disini dengan tujuan yang sama, kita dapat saling menjaga hubungan baik, kerja sama dan sinergitas dalam penanggulangan terorisme,” ujar Fachrudin saat memimpin apel.
Secara keseluruhan, Pontianak dianggap memiliki peralatan dan perlengkapan penanggulangan terorisme yang cukup memadai, sehingga berbagai potensi ancaman terorisme dapat diminimalisir. Meski begitu, BNPT tetap meningkatkan koordinasi dan sinergitas antar pasukan maupun stakeholder yang menjadi bagian inti dalam penanganan krisis ancaman terorisme.