Bima – Putra asli Bima yang kini menjadi guru besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., menggunakan kesempatan ‘pulang kampung’-nya kali ini untuk mengajak para da’i di Bima untuk konsisten memberikan dakwah dengan cara-cara yang baik. Ia khawatir, munculnya pandangan buruk tentang Islam disebabkan oleh buruknya cara dakwah yang dilakukan para da’i.
“Jangan sampai orang memandang Islam agama kasar hanya karena para pendakwahnya yang kasar,” tegasnya saat didapuk menjadi salah satu pemateri dalam Dialog “Da’i Pemula Dalam Rangka Mencegah Berkembangnya Paham Radikalisme dan Terorisme di Kota Bima” yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui FKPT Provinsi NTB, hari ini, Rabu (20/07/16).
Prof. Thib menjelaskan tiga prinsip utama dalam berdakwah, yakni; dakwah dengan kebaikan, menyeru orang lain kepada yang makruf, dan melarang orang lain berbuat munkar. Seluruh dakwah harus berdasar pada tiga semangat di atas. Meski begitu, cara atau metode dakwah boleh dilakukan secara berbeda-beda, selama hal itu masih dilakukan dalam koridor kebaikan. “Jadi kalau kita mengajak seseorang pada kebaikan, berarti kita mengajak orang untuk berbuat yang bermanfaat, baik untuk dirinya sendiri, sesama maupun lingkungan,” lanjutnya.
Terkait dengan munculnya citra buruk Islam, Prof. Thib menyatakan bahwa ini merupakan salah satu tugas para da’i. menurutnya, da’i harus bisa mengembalikan wajah Islam yang sesungguhnya, yakni wajah yang baik dan menenangkan. Ini semua bisa dilakukan dengan memberikan dakwah yang baik.
“Jika ada orang yang melakukan kesalahan, panggil dan nasehati baik-baik. Jangan ditegur atau dimarahi di depan umum, itu tidak baik.”
Terkait dengan cap Bima sebagai zona merah terorisme, Prof. Thib mengaku prihatin dengan cap ini, namun ia yakin hal ini bisa berubah. Ia pun mengajak para da’i untuk bersama-sama berupaya merubah cap ini melalui dakwah yang disampaikan dengan baik.
“Insyaallah, dakwah kita yang baik akan bisa mengubah zona merah di Bima menjadi Zona hijau.”