Jakarta – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap sembilan terduga teroris di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Aceh.
“Dari sembilan orang yang tertangkap sebanyak enam di Bima, kemudian tiga di Aceh,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (2/12).
Dikatakan Argo, berdasarkan data terakhir penangkapan, saat ini sudah 92 terduga teroris diamankan usai kejadian serangan bom di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara (Sumut).
“Pada intinya dari jumlah yang kemarin disampaikan, ada 74, ada penambahan. Yang kita amankan yang diduga teroris sekarang menjadi 92 orang,” ujarnya.
Argo mengatakan pihaknya masih belum dapat menerangkan enam terduga teroris Bima dan tiga terduga teroris Aceh berafiliasi dengan kelompok jaringan mana. Argo juga belum bisa menyampaikan data yang lebih rinci terkait kesembilan teroris yang baru diamankan.
“Ini masih diperiksa penyidik Densus,” ucapnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengungkapkan pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, ada 74 terduga teroris yang ditangkap. Sebagaimana diketahui, peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan terjadi pada 13 November 2019.
“74 orang tersangka jaringan teror di 10 wilayah, yaitu Sumut 30 orang, Jabar 11 orang, Jateng 11 orang, Pekanbaru lima orang, Banten lima orang, Kaltim empat orang, DKI Jakarta tiga orang, Aceh dua orang, Jatim dua orang, Sulsel satu orang. Aanak-anak Densus masih terus bergerak,” papar Idham saat rapat kerja bersama Komisi III DPR di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11).
Idham menjelaskan, berdasarkan hasil penyidikan, pelaku penyerangan terhadap Wiranto dan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Mereka, kata dia, terpapar ajaran terorisme melalui media sosial.