Irak – Militan kelompok teroris ISIS dilaporkan memperkosa gadis cilik berusia 8 tahun di sebuah gedung aula di kota Mosul, Irak. Di gedung itu terdapat pula banyak perempuan lain yang diculik dan disekap oleh militan ISIS sejak dua tahun lalu. Dalam laporan berjudul “The Children of Islamic State” yang dikeluarkan oleh Quilliam Foundation itu disebutkan bahwa militan ISIS menyiksa para perempuan yang mereka tawan baik secara fisik maupun psikologis.
Data yang digunakan dalam laporan tersebut merupakan informasi first hand yang didapat dari pengakuan para perempuan tawanan ISIS yang berhasil melarikan diri dari kamp-kamp penuh kekejaman yang dimiliki oleh kelompok penyebar kebencian dan kerusakan itu.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa para perempuan ditempatkan dalam dua ruangan berbeda yang mereka sebut ‘kamar dalam’ dan ‘kamar luar’. Para perempuan diseret dan dibawa masuk ke ‘kamar dalam’ untuk diperkosa, sementara perempuan di ‘kamar luar’ dipaksa untuk mendengarkan jerit kesakitan perempuan yang sedang diperkosa di dalam.
Laporan setebal 100 halaman itu mengungkap pengakuan salah seorang perempuan korban ISIS yang mengaku dipaksa untuk mendengarkan jerit si gadis kecil yang diperlakukan sedemikian gila oleh ISIS.
“Saya dipaksa untuk mendengar banyak teriakan dari gadis lain di sebuah rumah, Tuhan saja yang tahu apa yang orang itu lakukan padanya. Dia terlalu muda untuk memahaminya dan mungkin sangat takut,” ungkap perempuan yang identitasnya disamarkan itu.
ISIS memang diketahui semakin lemah, mereka mengalami banyak kekalahan, pangkalan-pangkalan mereka banyak yang telah dihancurkan pasukan koalisi, sementara dari sisi internal ISIS sedang digoyahkan dengan meningkatnya pemberontakan yang dilakukan oleh para anggotanya sendiri yang merasa kelompoknya sudah sangat kelewatan.
ISIS menyiksa dan menghancurkan masa depan anak-anak perempuan karena hanya itu yang bisa mereka lakukan. Para militan ISIS tampaknya masih ingin dipandang sebagai orang-orang yang berbahaya, padahal mereka sudah semakin tidak berdaya. Dalam kondisi seperti ini lah anak-anak dijadikan korban, ironis!