Bogor – Agama dan negara menjadi dua tema yang paling ramai diperbincangkan beberapa waktu belakangan ini, keduanya ditampilkan seolah saling berbenturan; agama tidak akan bisa bersanding dengan negara dan begitu pula sebaliknya. Mencuatnya pemikiran ini sempat memunculkan wacana memisahkan negara dan agama, yakni dengan menafikan peran negara dan sebagai gantinya mendirikan negara yang ‘katanya’ berdasarkan agama.
Dalam konteks inilah Kasubdit pengamanan objek vital, transportasi dan VVIP BNPT, Letkol Marinir Purwanto Joko P menyampaikan pentingnya menjaga keutuhan bangsa melalui pengamalan ajaran agama yang benar.
“Pemahaman agama yang tidak benar menggiring orang menjadi radikal, akhirnya mereka memahami ajaran agama secara salah. Jihad diidentikkan dengan kekerasan, padahal hal itu justru bertentangan dengan nilai-nilai dasar agama,” ungkapnya di hadapan seratusan peserta diskusi “Äntisipasi Bahaya Terorisme Sejak Dini” yang diadakan oleh Mahasiswa KKN-PPM Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta di Desa Warujaya Kecamatan, Parung, Bogor pada Minggu (06/03/16).
Ia pun memberi apresiasi tinggi atas terselenggaranya diskusi yang melibatkan pemuda ini, menurutnya kegiatan semacam ini perlu terus dilakukan, karena dengan diskusi yang terbuka dan berimbang, pemahaman yang baik tentang bahaya radikalisme dan terorisme akan didapatkan.
“Terlebih pemuda kerap menjadi sasaran rekrutmen kelompok-kelompok radikal-terorisme,” lanjutnya.
BNPT mendukung penuh setiap kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hakikat perintah agama yang berorientasi pada kebaikan, bukan kekerasan. Karenanya ia berpesan agar diskusi seperti ini terus digalakkan, sehingga masyarakat dapat terhindar dari tipu daya paham-paham menyimpang yang menghalalkan kekerasan.