Jakarta – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan riset mengenai isu terorisme yang terjadi di Indonesia. Hasil riset tersebut menyebutkan bahwa saat ini kekhawatiran publik pada aksi terorisme semakin meningkat.
“Publik yang semakin khawatir dengan aksi terorisme berada pada angka 82.0%. Publik yang menyatakan biasa saja 9.3%. Nyaris tidak ada yang menyatakan semakin tidak khawatir, karena angka nya hanya nol koma saja. Sisanya menyatakan tidak tahu, tidak jawab,” ujar peneliti LSI, Ardian Sopa dalam rilis hasil survei “Isu Terorisme dan Harapan Publik” di kantor LSI Rawamangun, Jakarta, demikian dikutip Gatra.com, Selasa (32/7).
Survei LSI juga mengungkapkan jika semua pemeluk agama mayoritas merasa semakin khawatir dengan aksi terorisme ini. “Di atas 80% semua pemeluk agama, semakin khawatir dengan aksi terorisme,” lanjutnya.
Menurut Adrian, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kekhawatiran publik dengan aksi terorisme sangat tinggi. Publik menilai aksi terorisme semakin tidak bisa diduga.
Pertama dari segi tempat. Sebelumnya publik menilai aksi terorisme terjadi di tempat-tempat keramaian. Kini, publik menilai hal itu bisa terjadi di tempat ibadah.
Kedua, ucap dia, publik menilai pola aksi terorisme sudah berevolusi. Bila sebelumnya hanya melibatkan orang per orang, kini aksi tersebut bahkan melibatkan satu keluarga, bahkan anak-anak seperti yang terjadi di Surabaya.
Survei yang dilakukan pada 28 Juni-5 Juli 2018 melalui face to face interview menggunakan kuesioner. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden dan margin of error sebesar +/- 2,9 %. Survei dilaksanakan di 34 propinsi di Indonesia dan dilengkapi dengan penelitian kualitatif melalui analisis media, FGD, dan in depth interview.