Washington – Kelompok organisasi masyarakat sipil, Anti-Defamation League (ADL) mengungkap data yang menunjukkan pelaku penembakan massal di Amerika Serikat, 80 persen berkaitan dengan ekstremisme yang dilakukan oleh supremasi kulit putih.
Dalam catatan ADL, kelompok supremasi kulit putih telah melakukan 25 pembunuhan di tahun 2022, 18 diantaranya dilakukan baik sebagian atau seluruhnya bermotif ideologis.
“Semua pembunuhan yang berkaitan dengan ekstremisme pada tahun 2022 dilakukan berbagai macam supremasi kulit putih sayap kanan,” kata ADL dalam laporannya Jumat (24/2) pekan lalu.
Dalam laporannya, ADL menunjukkan dua penembakan massal tahun lalu di AS berkaitan dengan ekstremisme. Di mana, pada bulan Mei lalu terjadi penembakan massal di Buffalo, New York yang dilakukan oleh kelompok supremasi kulit putih yang menembak 10 orang kulit hitam. Kemudian, penembakan di Colorado Springs telah menewaskan 5 orang di sebuah klub malam LGBTQ.
Pusat Ekstremisme ADL mencatat telah terjadi 22 peristiwa pembunuhan di tahun 2020, 33 pembunuhan pada tahun 2021, dan 25 pembunuhan di tahun 2022. Melansir data yang dimuat di laman Statista.com, terdapat 74 warga AS tewas dalam insiden penembakan massal di AS tahun 2022.
Supremasi kulit putih merupakan ideologi yang menganggap bahwa orang kulit putih lebih superior dibanding kelompok lainnya. Supremasi kulit putih banyak dihubungkan dengan rasisme terhadap orang kulit hitam, dan kerap melakukan diskriminasi terhadap kelompok minoritas.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengungkapkan bahwa kelompok supremasi kulit putih digambarkan sebagai racun dan meminta rakyat AS untuk menolaknya.