Makassar – Dunia sudah dibuat tidak tenang dengan terjadi aksi-aksi terorisme. Ironisnya aksi-aksi itu selalu mengatasnamakan agama Islam sehingga umat muslim di seluruh dunia selalu menjadi kambing hitam, ketika terjadi aksi terorisme. Namun saat ini stigma-stigma bangsa barat terhadap Islam itu sudah mulai berkurang setelah mereka mengetahui Islam di Indonesia.
“Indonesia tanpa menggunakan embel-embel negara Islam, tapi yang kagum dengan Pancasila adalah mereka yang menggunakan istilah negara Islam. Kita perlu belajar dari Piagam Hidaibiyah dan Piagam Jakarta. Ternyata yang paling menghadirkan Islam yang damai ya Islam yang diajarkan founding father kita, Soekarno dan Hatta,” ujar Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Nasarudin Umar, MA pada penutupan Rakornas FKPT 2015 di Makassar, Selasa (15/12/2015).
Prof Nasarudin menambahkan, beberapa waktu lalu ia diundang dalam World Summit di Gedung Putih dan mendapat kesempatan berbicara setelah Presiden Obama. Saat itu, terungkap fakta bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk beragama Islam terbanyak, tapi justru pengikut ISIS-nya paling sedikit.
“Itu tidak lepas dari keberadaan BNPT dan FKPT yang tidak pernah lelah menjalankan program pencegahan terorisme. Insya Allah kita tidak akan pernah rugi membicarakan dan berbuat hal yang sangat mulia ini. Bahkan karena fakta itu banyak negara-negara Islam datang untuk belajar bagaimana hidup damai seperti di Indonesia,” imbuh mantan Wakil Menteri Agama Republik Indonesia ini.
Tidak hanya itu, saat ia mengikuti acara di Liberia, Afrika, ia mendengar khutbah dengan menggunakan bahasa Inggris. Dalam khutbah itu, khotib mengatakan bangga memiliki saudara seperti Indonesia yang sudah bisa mengekspor pesawat dan bisa hidup berdampingan dengan berbagai suku bangsa dan agama.
“Fakta inilah yang seharusnya membuat bangsa Indonesia bangga. Saat orang-orang luar negeri melihat Indonesia, mereka pasti menjadi tahu apa sebenarnya Islam Indonesia itu. Intinya Indonesia tidak identik dengan terorisme karena Islam Indonesia adalah Islam Rahmatan Lil Alamin,” terang Prof Nasar.
Mengutip kitab suci Al Quran surat Al Baqarah ayat 30, Prof Nasar mengatakan bahwa pertumpahan darah itu tidak akan berakhir selama manusia itu ada. Dengan demikian, sudah menjadi tugas bangsa Indonesia untuk bisa mengeliminir kemungkinan terjadinya pertumpahan darah. Caranya adalah mengakftifkan fungsi di BNPT.
“Mustahil manusia bisa kompak bersatu seperti yang diimajinasikan. Tugas kita adalah melatih hidup ditengah perbedaan, bukan menyatukan perbedaan itu,” pungkas Prof Nasarudin Umar.