Mataram – Tujuh terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror
Mabes Polri di Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga akan beraksi pada saat
Hari Natal dan Tahun Baru 2024. Untuk itu Polda NTB semakin
memperketat pengamanan jelang Nataru.
“Baik itu rangkaian kebaktian Natal dan wisata. Pengamanan harus lebih
komprehensif dari tahun lalu. Kenapa? Karena ada 7 pelaku terorisme
diamankan Densus 88 di NTB,” kata Kapolda NTB Irjen Raden Umar Faroq
seusai Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Bidang Operasional dalam
Rangka Kesiapan Pengamanan Natal 2023 dan tahun baru 2024 di Mataram,
Kamis siang (14/12/2023).
Kapolda mengungkapkan para terduga teroris itu diduga akan menebar
teror pada momen keramaian seperti Natal, Tahun Baru, hingga Pemilu
2024.
“Niatnya untuk jangka panjang akan memberikan rangkaian aksi di Pemilu
2024. Untuk jangka pendek akan membuat sasaran target sentra
keramaian. Jadi ada rencana kriminalitas yang akan mereka lakukan,”
ujar Faroq.
Polda NTB sendiri mengerahkan 1.278 untuk pengamanan Natal dan Tahun
Baru 2024. Mereka akan disebar di berbagai titik vital dan pusat
keramaian.
“Untuk 1.278 personel itu yang melaksanakan tugas langsung. Namun
cadangan ada di mako masing-masing Polres,” ungkapnya.
Karo Ops Polda NTB Kombes Abu Bakar Tertusi mengatakan dari 1.278
personel yang diterjunkan di antaranya 345 personel dari Polda NTB, 52
personel dari operasi mantap brata Polda NTB, dan 933 personel dari 10
polres dan Polresta di 10 kabupaten kota di NTB.
“Ada beberapa yang terlibat operasi lilin dan juga terlibat operasi
Mantap Brata (pemilu), khususnya para pejabat,” katanya.
“Kami minta pengamanan diperketat. Karena selama Nataru ada
peningkatan aktivitas masyarakat baik di peribadatan, sentra
keramaian, dan daerah pariwisata,” tegasnya.
Diketahui, pada Oktober 2023, Densus 88 Antiteror menangkap tujuh
terduga teroris di NTB. Mereka ditangkap di Kabupaten Sumbawa Barat,
Lombok Timur, dan Lombok Barat.