Tunis – Sebanyak enam anggota keamanan Tunisia menjadi korban tewas serangan teroris yang terjadi di area perbatasan dengan Aljazair, Minggu 8 Juli 2018.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan, serangan itu merupakan insiden paling mematikan yang terjadi sejak lebih dari dua tahun terakhir.
Dilansir dari AFP, kelompok Al-Qaeda yang berbasis di Tunisia (AQIM) mengklaim bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Serangan itu terjadi ketika di saat bersamaan Tunisia berharap dapat menarik turis internasional, sejak serangan jihadis pada 2015 silam.
“Penjaga perbatasan di daerah Ain Sultan di provinsi perbatasan Jenduba terkena serangan penyergapan ranjau yang menewaskan enam agen,” ujar Kemendagri Tunisia dalam sebuah pernyataan pada Senin (9/7).
Juru bicara Kemendagri Jenderal Sufyan al-Zaq menuturkan, ledakan yang menewaskan enam anggota militer itu serangan teroris. Serangan dirancang dengan melepaskan tembakan ke arah pasukan keamanan, tak lama setelah ranjau meledak.
Di tempat berbeda, kelompok AQIM mengatakan, anggotanya telah meledakkan sebuah alat peledak pada dua kendaraan musuh, lalu melancarkan baku tembak dengan mereka. AQIM mengklaim sembilan tentara tewas.
“Kami sadar perang terhadap terorisme ini akan berlangsung lama,” ungkap Pelaksana Tugas Mendagri Tunisia Ghazi Jeribi dalam pidato di televisi. “Kami akan masuk ke sarang (teroris) dan membalaskan dendam warga Tunisia,” lanjut dia.