PEKANBARU – Sebanyak 380 orang dari berbagai komunitas dan mahasiswa yang ada di Kota Pekanbaru ikut meramaikan kegiatan worksop yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI di Ska Co Ex Pekanbaru, Kamis (20/8/2015). Kegiatan dengan tema “Program Damai Di Dunia Maya” ini dilaksanakan seiring sudah semakin maraknya aktifitas-aktifitas media maya yang mengarah kepada terorisme.
Diharapkan dengan kegiatan tersebut bisa memberikan dampak positif kepada anak muda di Provinsi Riau. Mengingat tekhnologi saat ini baik itu dunia maya menjadi bagian kehidupan saat ini dan akibat yang ditimbulkan bukan saja dampak positif namun banyak pula yang berdampak negatif seperti terorisme.
“Alhamdullilah hari ini sebenarnya kita hanya siapkan untuk 300 orang saja tapi keinginan adik-adik dan anak muda yang ingin ikut partisipasi dengan kegiatan ini sampai 380 orang. bahkan masih banyak lagi yang ingin ikut. Artinya apa, anak muda di Pekanbaru punya visi dan tekad yang sama dengan BNPT untuk sama-sama cinta dengan kedamaian dan kita sangat mengapresiasi ini,” jelas Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Mayor Jendral Agus Surya Bakti disela-sela acara workshop.
Ia mengatakan perekrutan anggota oleh kelompok-kelompok terorisme, ternya tidak hanya dilakukan secara langsung. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah melalui dunia maya. Bahkan targetnya adalah anak-anak muda yang memang saat ini sudah banyak paham dengan dunia internet atau IT. Sehingga tidak heran jika banyak dari kalangan terorisme yang tergolong dalam usia muda.
“Terakhir yang kita prihatin adalah perkembangan media maya. Terutama ISIS yang saat ini merekrut ratusan anak-anak muda tenaga ahli dalam IT. Jadi mereka katakan bahwa mereka tidak perlu bertemu tapi akan datang melalui media maya ini untuk propaganda. Makanya, kami dari BNPT datang kesini kali keberapa dalam program ini setelah datang juga keberapa daerah lain di Indonesia untuk berdiskusi dengan anak-anak muda yang senang dengan kedamaian. Mereka yang ingin membantu berdakwah demi kebenaran. Kita akan sering dan menyatukan komitmen bersama,” ujar pria yang pernah menjadi komandan grup 3 Sandiyudha Kopassus pada tahun 2002.
Sementara itu, perwakilan dari Ditjen Aplikasi dan Informatika Kementrian Kominfo, Sony Hendra Sudaryana menuturkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh BNPT RI tersebut juga ikut membantu program yang ada di Kementrian Kominfo. “Kita sangat mendukung apa yang menjadi kegiatan ini. Karena bahaya akan dunia maya ini sangat beragam bentuknya termasuk terorisme dan radikal. Untuk di Kementrian Infokom sendiri saat ini ada program desa berdering yang saat ini sedang redisain yang dianggarakan 3 triliun pertahun dan ini tidak saja infrastruktur tapi juga ekosistemnya kita bangun terutama saat ini untuk ekonomi kriatif,” ujarnya.
Di tempat yang sama, perwakilan peserta dari Komunitas Anak Nongkrong Wahid (ANW), Nimas Kristi mengatakan sangat terbantu dengan adanya kegiatan penanggulangan terorisme melalui media maya tersebut. Mengingat dirinya pun tidak begitu paham dengan hal tersebut.
“Dengan adanya kegiatan ini semakin membuka wawasan kami. Karena selama ini saya pribadi sendiripun tidak paham dengan namanya terorisme melalui media maya ini. Sehingga kita bisa lebih sadar akan bahayanya. Misalnya, kalau sekarang ini banyak anak muda yang menggunakan gadget terkadan informasi yang masuk itu diterima begitu saja. Dengan ini tentu kita lebih bisa menangkal, soft defence,” tuturnya.
Sebagai tidak lanjut dirinya juga akan menginformasikan kepada anggota komunitas dan rekan-rekanya yang lain akan bahaya terorisme dan radikal.
Sumber: halloriau.com