31 Pejabat Al Zaytun Cabut Baiat dan Kembali ke NKRI, Ada Wagub Sampai Kepala Dinas NII

Bandung – Keterkaitan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun dengan
Negara Islam Indonesia (NII) sudah bukan menjadi rahasia lagi. Sudah
banyak fakta terungkap dari pengakuan mantan Al Zaytun seperti pendiri
NII Crisis Center Ken Setiawan, dan beberapa orang eks NII lainnya.

Fakta itu semakin jelas setelah 31 pejabat NII di Ponpes Al Zaytun
melakukan cabut baiat dan ikrar setia kembali ke Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Upacara pelepasan baiat itu dilakukan
Gedung Sate, Bandung pada Minggu (27/8/2023) kemarin.

Para mantan anggota NII yang berasal dari lingkungan Ponpes Al-Zaytun
Indramayu ini, kembali mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Mereka adalah para pejabat tinggi NII mulai yang memiliki
jababatan wakil gubernur (wagub) sampai kepala dinas.

“Ini kan setelah kejadian Al-Zaytun setelah Panji Gumilang sudah
ditetapkan tersangka, ini ada beberapa komponen masyarakat yang sampai
ke kami (datang), intinya bahwa mereka di NII tapi gak aktif, ada yang
aktif juga, macam-macam,” kata Kepala Kesbangpol Jawa Barat Iip
Hidayat di Bandung, Senin (28/8/2023).

“Dari 31 orang itu kami dalami, kami dengan BNPT dan BIN, sampai
waktunya kami lapor ke gubernur, beliau minta untuk segera, yang sudah
siap agar kembali ke NKRI. Maka kemarin diadakan ikrar janji ke NKRI,”
imbuhnya.

Iip menuturkan, 31 orang yang sebelumnya terafiliasi NII itu mayoritas
adalah para pejabat. Menurutnya, orang-orang itu ada yang menduduki
jabatan wakil gubernur hingga kepala dinas.

“Dari 31 orang ini, memang macam-macam ya, kesannya banyak para
pejabat pemerintahan versi mereka. Ada wakil gubenur, versi mereka ya,
ada kepala dinas, ada camat, macam-macam lah. Itu semua sedang
diinventarisasi,” jelasnya.

Iip mengungkapkan, 31 orang yang telah bertaubat tersebut mengaku
terafiliasi di NII KW9 dan KW7 yang ada di lingkungan Ponpes
Al-Zaytun. Saat ini, Kesbangpol masih terus mendata seberapa banyak
orang yang terbaiat NII.

“Iya kami juga kan akhirnya membuka kontak person karena bisa jadi
diantara mereka masih ada yang mau (taubat), masih ada yang takut, kan
kita gak paham,” ucap Iip.

Di Ponpes Al-Zaytun diketahui banyak yang terbaiat NII. Fakta itu
didapat Iip dari pengakuan 31 orang yang sudah lebih dulu ikrar
kembali ke NKRI.

“Dari informasi yang kami terima kemarin, ada dialog kan, kata mereka
banyak. Nah banyak itu kan kami harus berdasarkan data ya. Kita gak
tahu mana yang NII mana yang bukan, harus berdasarkan pengakuan,”
tuturnya.

Selanjutnya, 31 orang yang sudah ikrar itu akan terus dipantau sembari
dilakukan pendampingan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk tanggung
jawab negara kepada warga yang kembali.

“Makanya kemarin ada BNPT dan BIN tentu akan dipantau karena sudah
kembali ke tanah air, mereka ingin ada perlindungan hukum, bisa jadi
juga ada yang ketakutan, kesannya ada ancaman. Mereka ingin hidup
bermasyarakat lagi, itu upaya mereka untuk kembali,” ujarnya.

“Pendampingan pasti jangan dibiarkan, nanti kan banyak macamnya,
ideologi, kehidupan dan pendidikan anak-anaknya akan diupayakan,”
tandas Iip.