Baghdad – Pemerintah Irak akhirnya memindahkan sekitar 300 keluarga yang terdiri wanita dan anak-anak keluarga anggota kelompok teror ISIS yang ditangkap di Mosul, Irak Utara, ke ibukota Baghdad. Selanjutnya, mereka akan dideportasi atau dipulangkan ke negara masing-masing.
Wakil Kepala Dewan Provinsi Niniwe, Naouruddin Qablan, seperti dikutip dari kantor berita ‘AFP’, Selasa (21/11/2017) mengatakan, ratusan keluarga anggota ISIS itu merupakan kloter kedua. Selanjutnya akan disusul dua atau tiga kloter lainnya. “Jumlah keseluruhannya adalah 1.322 orang,” katanya.
Naouruddin Qablan pun menunjukkan bahwa ratusan keluarga ISIS ini ditahan di distrik Talkif di Mosul Utara. Saat ini seluruhnya dalam persiapan untuk dideportasi ke negara masing-masing.
Seorang sumber keamanan senior Irak mengkonfirmasi pada pertengahan September lalu, para keluarga anggota ISIS itu tiba di distrik Talef. Mereka terdiri, 509 wanita dan 813 anak-anak, dan berasal dari 13 negara Eropa, Asia, dan Amerika.
Dewan Pengungsi Norwegia menyerukan memberi bantuan kemanusiaan bagi para keluarga anggota ISIS tersebut. Mayoritas para tahanan itu dari Turki, Azerbaijan, Rusia, dan Tajikistan, sebagaimana kata Dewan Pengungsi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Perancis, Jean-Yves Lauderian, baru-baru ini mengatakan bahwa pejuang ISIS yang memiliki kewarganegaraan Perancis di Irak akan diadili di negara tersebut. Sementara anak-anak akan diperlakukan sebagai kasus individual.
Dalam beberapa bulan terakhir, ISIS kehilangan hampir seluruh wilayah di Suriah dan Iraq. Mereka kehilangan kota-kota penting. Bahkan di Iraq, mereka sudah tidak memiliki wilayah luas.
Dalam beberapa bulan terakhir, ISIS kehilangan hampir seluruh wilayah di Suriah dan Iraq. Mereka kehilangan kota-kota penting. Bahkan di Iraq, mereka sudah tidak memiliki wilayah luas.