30 Eks Napiter asal Aceh Siap Sukseskan PON XXI

Banda Aceh – 30 orang mantan narapidana kasus terorisme (napiter) asal
Aceh menyatakan dukungan mereka untuk menyukseskan Pekan Olahraga
Nasional (PON) XXI di Aceh dan Sumatera Utara pada 9-20 September
2024.

“Kami berkomitmen membantu pemerintah untuk ikut mengamankan PON agar
perhelatan tersebut berlangsung aman dan lancar,” kata mantan napiter
asal Aceh, Muhammad Aulia, dikutip dari Viva, Kamis (12/9/2024).

Menurut Aulia, komitmen itu disampaikan para mantan napiter dalam
acara silaturahmi dan diskusi bersama tim Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Aceh, pada Senin (9/9/2024).

“Eks napiter asal Aceh berkumpul semua di situ. Kami sharing dan
berkoordinasi dengan tim BNPT mengenai situasi keamanan di Aceh.
Alhamdulillah semua mendukung agar penyelenggaraan PON bisa sukses,”
ujar Aulia yang juga hadir dalam acara tersebut.

Aulia pun mendukung peran BNPT yang ikut mengamankan PON XXI di Aceh
dan Sumatera Utara. Salah satu upaya BNPT adalah melakukan kegiatan
sosialisasi dan pra-audit standar minimum pengamanan pada lokasi atau
venue PON XXI.

“Keterlibatan BNPT untuk mengamankan PON tentu sangat bagus. Kalau
BNPT tidak terlibat, tentu akan ada kekhawatiran terhadap terjadinya
aksi-aksi teror,” ucap mantan kombatan ISIS ini.

Secara umum, Aulia menganggap pengamanan PON sudah dilakukan dengan
baik oleh pemerintah melalui sekitar 10 ribu personel gabungan
Kepolisian RI (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Selain
itu, ia melanjutkan, ada juga keterlibatan masyarakat Aceh yang ikut
mengamankan PON agar berjalan lancar.

“Keterlibatan masyarakat tentu sangat penting. Di Aceh, ada pengamanan
adat berbasis gampong atau desa. Jadi, masyarakat desa yang dekat
dengan venue dilibatkan untuk ikut mengamankan PON,” kata Aulia.

Aulia menambahkan, penyelenggaraan PON menjadi semacam sarana untuk
mempromosikan bumi Aceh kepada dunia luar, bahwa Aceh aman untuk
dikunjungi siapa pun.

“Dulu Aceh dikenal sebagai daerah yang tidak aman, lalu
sedikit-sedikit menerapkan syariat Islam. PON ini menjadi sarana
promosi bahwa Aceh tidak se-ekstrem yang dibayangkan. Aceh itu aman,
masyarakatnya bersahabat, dan budayanya tidak seseram yang
dipikirkan,” ujar Aulia