3 WN Uzbekistan Terlibat Propaganda Terorisme Serang Petugas, 3 Anggota Densus 88 Luka Berat, 1 Petugas Imigrasi Meninggal Dunia

Jakarta – Tiga dari empat  Warga Negara (WN) asal Uzbekistan yang ditangkap Densus 88 karena terlibat propaganda terorisme di Indonesia, menyerang petugas. Dengan menggunakan pisau, mereka menyerang angggota Densus 88 yang sedang berjaga dan petugas imigrasi dari Kantor Imigrasi Kelas ! Jakarta Utara.

Ketiga orang itu Bekhzod Anorbek, Imron, dan MR berupaya kabur dari Rumah Detensi Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara. Akibat penyerangan itu, tiga anggota Densus 88 luka berat dan satu petugas imigrasi meninggal dunia.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan aksi penyerangan yang dilakukan jaringan teroris internasional ‘Katiba Tawhid Wal Jihad’ itu terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Saat itu, petugas tengah makan sahur dan sebagian sedang mempersiapkan salat subuh.

Secara tiba-tiba, tiga dari empat WNA melakukan penyerangan terhadap petugas dengan menggunakan pisau dapur yang didapatkan dari pantry.

“Jelang persiapan sahur WNA ditempatkan di ruang detensi tersebut melakukan penyerangan terhadap petugas Imigrasi dan anggota Densus yang bertugas di kantor tersebut, dalam upayanya untuk melarikan diri atau untuk menyerang kemudian dalam rangka melarikan diri,” ucap Aswin di Mabes Polri, Selasa (11/4/2023).

Akibat peristiwa tersebut, seorang petugas imigrasi meninggal dunia. “Dari peristiwa ini menimbulkan korban jiwa dari petugas Imigrasi atas nama Bapak Adi Widodo meninggal dunia,” kata Aswin.

Selain itu, beberapa petugas mengalami luka-luka, baik luka berat maupun luka ringan. Secara rinci, ia menjelaskan, staf imigrasi bernama Dikky Firstho mengalami luka berat dan saat ini masih dirawat.

Selain itu, ada pula Supriatna, seorang staf imigrasi yang mengalami luka ringan. Baca juga: Densus 88 Anti Teror Polri Tangkap Lebih dari 2.000 Teroris Selama 20 Tahun Terakhir

“Kemudian dari anggota Densus 88 ada Bripda Dendri yang sekarang masih dirawat dan luka berat, Bripda Bahrain luka berat,” ucapnya.

Menurut investigasi awal, ketiga teroris itu berusaha kabur dan menyerang petugas karena takut dideportasi ke Uzbekistan.

“Jadi diketahui atau ditemukan fakta bahwa rencana mereka melarikan diri mulai muncul setelah mereka dikunjungi petugas konsulat Kedubes Uzbekistan di Jakarta,” kata Aswin.

Ketiga pelaku membuat rencana pelarian dengan menjebol plafon rumah detensi. Setelah berhasil keluar dari sel tahanan, ketiganya kemudian menyerang petugas dengan pisau yang ditemukan di dapur rumah detensi.

Aswin menuturkan saat ini ketiga pelaku teror yang sempat melarikan diri tersebut sudah kembali ditangkap penyidik Densus 88 pada hari yang sama. Ia menyebut ketiganya ditangkap di lokasi yang berbeda.

Imron ditangkap pada pukul 10.50 WIB di wilayah Kompleks Bukit Gading Indah, kemudian Bekhzod Anorbek ditemukan tewas karena terjun di Kali Sunter, Jakarta Utara pada pukul 14.40 WIB. Terakhir pelaku berinisial MR ditangkap di gorong-gorong Kali Sunter, Jakarta Utara, pada 20.30 WIB.

Mereka saat ini ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Polisi memastikan pelaku akan diproses pidana di Indonesia sebelum dideportasi ke negara asal.