Jakarta – Kepolisian Republik Indonesia terus bergerak cepat melakukan penangkapan terhadap para terduga teroris. Seperti akhir pekan kemarin, terjadi baku tembak di Kaliurang, Yogyakarta, saat dilakukan penggerebekan. Sementara di Indramayu, setelah dilakukan penangkapan di beberapa lokasi, dua terduga teroris membalas dengan melancarkan aksi bom panci di Mapolres Indramayu.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan tiga terduga teroris yang ditembak mati polisi di Jalan Kaliurang, Yogyakarta, merupakan anggota Jamaah Ansharut Khilafah (JAK). Sementara 11 terduga teroris yang diamankan pasca-pelemparan bom panci di Mapolresta Indramayu adalah anggota Jaringan Ansharut Daullah (JAD).
“Yang di Indramayu JAD, sedangkan yang di Jogja itu terkait dengan JAK,” kata Jenderal Tito di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Senin (16/7/2018).
Tito menjelaskan JAK adalah jaringan teroris yang juga mendukung JAD. “JAK ini dia tetap mendukung JAD, ada hubungannya dan kita akan kembangkan,” sambung dia.
Tito mengaku polisi sudah mengetahui seluk-beluk kedua kelompok teroris ini. Dia meminta masyarakat agar tidak khawatir terkait peristiwa yang terjadi akhir pekan kemarin.
Aksi kejar-kejaran diwarnai penembakan terjadi di Jalan Kaliurang (Jakal) Km 9,5, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta pada Sabtu (14/7) sore. Tiga terduga teroris tewas ditembak polisi dan dua polisi terluka.
Dini hari setelahnya, Minggu (15/7), seorang pasangan suami istri terduga teroris melempar bom rakitan ke halaman Mapolresta Indramayu. Bom tersebut tidak meledak dan polisi berhasil mengamankan kedua pelaku yang berusaha melarikan diri.