Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mengawal agar pelaksanaan Pemilu 2024 secara serentak bisa berlangsung damai.
Untuk mewujudkan Pemilu Damai 2024, Menkominfo Budi Arie Setiadi mendorong semua pihak berpartisipasi menciptakan kedamaian, terutama dengan melakukan pencegahan penyebaran hoaks dengan melakukan tiga langkah.
Langkah pertama, kata Budi Arie, jangan langsung menyebarkan informasi yang diterima.
Kedua, periksa kebenaran informasi yang kita terima dengan memeriksa sumber informasi resmi.
“Ketiga, pelajari dulu apakah pesan atau informasi tersebut akan bermanfaat jika disebarkan. Jika informasinya benar namun tidak bermanfaat atau bahkan berpotensi menimbulkan perpecahan, maka jangan disebarkan,” kata Budi Arie.
Demikian dikatakan Budi Arie saat menyampaikan Keynote Speech Seminar Netralitas ASN dan Antisipasi Hoaks Pemilu Tribun Sumsel, secara daring dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu (15/11).
Menkominfo menyatakan, pencegahan penyebaran hoaks yang berkaitan dengan Pemilu 2024 membutuhkan partisipasi masyarakat. Menurutnya, pencegahan penyebaran hoaks itu merupakan bagian dalam menciptakan pesta demokrasi lima tahunan yang berkualitas.
“Ingat rekan-rekan semua, Pemilu 2024 adalah agenda kita semua. Agar penyelenggaraannya bisa kita rayakan bersama, maka dibutuhkan kontribusi dari semua pihak untuk menjaga kualitas pelaksanaannya,” tandasnya.
Budi Arie memaparkan data terbaru sebaran hoaks yang berkaitan dengan Pemilu 2024. Tim AIS Kementerian Kominfo mengidentifikasi sebanyak 117 isu hoaks yang tersebar di berbagai platform media sejak Januari 2022.
Karena itu, menurut Budi Arie, persebaran hoaks di ruang digital menjadi satu tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.
“Sepanjang Januari 2022 hingga 12 November 2023 saja, Kementerian Kominfo telah mengidentifikasi 117 isu hoaks mengenai Pemilu yang ditemukan pada berbagai platform digital,” tuturnya.