Jakarta – Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap satu anggota ISIS
di Kota Batu dan 2 lainnya di Jakarta Barat beberapa hari lalu. Ketiga
itu diketahui terpapar ideologi ISIS dari media sosial. Mereka bahkan
telah merencanakan akan melakukan aksi bom bunuh diri.
Pengamat terorisme Zaki Mubarak merespons penangkapan tiga tersangka
terorisme yang terafiliasi dengan ISISI ini disebut memperlihatkan
kembali menggeliatnya sinyal teroris individu atau lonewolf.
“Saya melihat sinyal individu dan sel-sel kecil teroris kembali
menggeliat. Memang kurang teroganisir, tapi tetap sangat membahayakan.
Yang bergerak individual atau dikenal sebagai lonewolf terior ini
lebih susah untuk dideteksi,” kata Zaki dikutip dari Medcom.id, Kamis
(8/8/2024).
Zaki mengatakan pemerintah tidak boleh lengah meski beberapa waktu
lalu jaringan teroris Jemaah Islamiyah (JI) telah mendeklarasikan
pembubaran organisasi. Menurutnya, masih banyak yang terpengaruh
ideologi ISIS berpotensi melakukan serangan teror.
“Fenomena HOK, RJ, dan AM membuktikan ideologi ISIS di Indonesia masih
kuat, meskipun banyak pentolannya yang berada di penjara,” ungkap
Zaki.
Zaki menuturkan di Malaysia juga ada kekhawatiran sel ISIS muncul
kembali. Apalagi, pada Mei 2024, terdapat dua polisi tewas di tangan
teroris pendukung ISIS. Begitu pula penangkapan dua tersangka teroris
di Austria pada Rabu, 7 Agustus 2024.
“Kasus Austria juga memperlihatkan di mereka mengalami hal yang sama,
aktifnya kembali sel-sel ISIS,” ujar Zaki.
Menyusul sejumlah peristiwa ini, Zaki menyarankan pemerintah bisa
memanfaatkan bekas tokoh-tokoh pendukung ISIS yang sudah sadar untuk
mengampanyekan deradikalisasi dan penerangan terhadap ideologi ISIS.
Zaki memandang jaringan ISIS memang masih eksis, tapi terpecah-pecah.
“Jangan sampai mereka menyatu lagi. Sangat berbahaya. Tidak mudah
memang menghilangkan ideologi itu. Sebab itu, BNPT dan Densus 88 harus
lebih aktif melibatkan masyarakat sipil dalam mengkonter ideologi dan
kelompok ekstrim tersebut,” pungkasnya.