21 Tahun Bom Bali, Kepala BNPT Aja Masyarakat Tolak Ideologi
Kekerasan, Radikalisme, dan Terorisme

Badung- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme RI Komjen Pol
Rycko Amelza Dahniel dalam mengajak masyarakat menolak ideologi
kekerasan, radikalisme, dan terorisme. Pasalnya ideologi-ideologi
tersebut bertujuan untuk merusak persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kita semua juga menolak dan mengutuk segala bentuk ideologi
kekerasan, radikalisme dan tindakan teror yang tidak
berperikemanusiaan dengan mengatasnamakan agama,” kata Rycko dalam
keterangan tertulis, Jumat (13/10).

Rycko menyampaikan itu saat acara Doa Perdamaian Bersama Penyintas Bom
Bali pada Kamis (12/10). Doa Perdamaian yang diselenggarakan di
Monumen Tragedi Bom Bali ini turut dihadiri oleh ketua LPSK, pj
gubernur Bali, kapolda Bali, serta penyintas Bom Bali.

Rycko mengatakan ledakan bom yang terjadi pada 2002 dan 2005 itu
menjadi serangan paling mematikan dalam sejarah Indonesia. Lebih dari
300 orang dari 22 negara meninggal dunia dan luka-luka. Kelompok
teroris Jamaah Islamiyah atau JI menjadi aktor di balik tragedi
tersebut.

Meskipun saat ini angka serangan fisik menurun, kepala BNPT mengimbau
masyarakat agar terus waspada terhadap serangan ideologi kekerasan
yang mengatasnamakan agama.

Menurutnya, membangun kesadaran nasional terhadap bahaya dan dampak
radikalisme terorisme harus dibangun agar tidak ada lagi aksi teror
seperti bom Bali.

“Kepada para pelaku dan pendukung ideologi kekerasan terorisme agar
segera sadar, hentikan kekerasan sekarang juga, mari kita jaga
perdamaian, kemanusiaan dan hidup yang harmoni,” imbuhnya.