Niger – Keberadaan teroris dari kelompok militan Islam yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan ISIS di Afrika tengah terus menimbulkan korban. Kelompok bersenjata terus melakukan aksi terorisme. Tidak hanya menyerang aparat keamanan, mereka juga sering melakukan serangan membabi buta di desa-desa. Terakhir dua pendudukan desa tewas setelah kampungnya di serang militan Islam di Niger bagian selatan.
Seorang sumber dikutip dari AFP, Kamis (24/6/2021), Direktur sebuah sekolah dan seorang pensiunan polisi dibunuh dengan darah dingin saat tidur di desa Fantio Selasa malam di wilayah barat daya Tillaberi.
Para penyerang, yang mengendarai sepeda motor, mengambil ternak, tambah sumber itu. Sebelumnya pada hari Selasa, tentara menggagalkan serangan oleh militanBoko Haram di wilayah Danau Chad yang bergejolak, menewaskan tiga penyerang dan menyita senjata.
Info dari Pasukan Multinasional Campuran (FMM), penyerang yang tersisa melarikan diri dengan empat kendaraan setelah bentrokan di kota tenggara Bosso.
“Tiga penyerang dinetralkan (dibunuh) dan satu kendaraan disita,” kata pasukan itu, seraya menambahkan bahwa sebuah senapan mesin dan tiga senapan serbu Kalashnikov juga telah ditemukan.
FMM terdiri dari tentara dari Nigeria, Chad, Niger dan Kamerun. Seorang anggota parlemen lokal dari Bosso mengkonfirmasi serangan dan jumlah korban.
Dinilai sebagai negara termiskin di dunia di bawah Indeks Pembangunan Manusia PBB, Niger memerangi pemberontakan miiltan Islam di sisi barat daya dengan Mali dan di perbatasan tenggara dengan Nigeria.
Serangan yang digagalkan itu terjadi hanya dua hari setelah hampir 6.000 orang yang melarikan diri dari kekerasan miiltan Islam pada 2015 kembali ke wilayah Diffa yang bermasalah di mana Bosso berada.
Diffa adalah rumah bagi 300.000 pengungsi dan pengungsi internal yang melarikan diri dari serangan Boko Haram yang berbasis di Nigeria dan faksi memisahkan diri Negara Islam Provinsi Afrika Barat (ISWAP). (RY)