Malang – Dua mahasiswi Universitas Brawijaya (UB) Shofa Umrotul
Hasanah dan Zakiyyatu Fadzilla memaparkan tentang konsep Pancasila dan
kebebasan beragama dalam paper bertajuk “Freedom of Religion and the
legal general regulations in Germany and Indonesia” dalam Short Course
Taking Perspectives 2024 di Leipzig University, Jerman.
Kegiatan ini merupakan lanjutan sesi perkuliahan dan seminar yang
diselenggarakan oleh Leipzig University agar dosen dan mahasiswa
mempelajari perbandingan sistem hukum kedua negara. Sesi ini dihadiri
oleh semua delegasi dosen dan mahasiswa dari Leipzig University,
Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Brawijaya (UB).
Dalam presentasinya mereka mengulas secara mendalam mengenai hak
kebebasan beragama, hak untuk memilih agama apa yang akan dianut dan
beribadah tanpa campur tangan yang semestinya.
“Hak fundamental ini juga dijamin oleh pasal 18 Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia, pasal 18 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil
dan Politik, dan Deklarasi Penghapusan Segala Bentuk Intoleransi dan
Diskriminasi Berdasarkan Agama atau Keyakinan. Kebebasan beragama atau
berkeyakinan memiliki banyak dimensi dan bersinggungan dengan hak
asasi manusia lainnya, seperti hak atas kebebasan berekspresi atau hak
untuk hidup,” papar Zakiyyatu, Kamis (11/7/2024).
Shofa juga menjelaskan bagaimana kebebasan agama menciptakan kerukunan
yang ada di Kota Malang dan Bekasi. Menurutnya, kerukunan beragama di
Kota Malang pada setiap tahunnya terbukti dengan hadirnya ratusan umat
Islam Indonesia melaksanakan Shalat Idulfitri di halaman belakang
Gereja Katolik Kayutangan Kota Malang.
“Sementara toleransi di Bekasi terbukti dengan adanya keberanian Wali
Kota Bekasi saat itu yaitu Rahmat Effendi pada tahun 2019 membela
kebebasan umat Katolik untuk beribadah di Gereja Santa Clara di Bekasi
Utara,” jelas Shofa.
Shofa menambahkan, dalam bidang sosial, politik, ekonomi, budaya, dan
tradisi, agama banyak memegang peranan penting dalam kehidupan sosial,
seperti pembangunan rumah sakit dan sekolah Muhamadiyah, Nahdlatul
Ulama, dan sebagainya.
“Kelompok agama mempunyai pengaruh yang besar terhadap adanya partai
politik di Indonesia. Agama juga mempengaruhi perekonomian masyarakat,
tercermin dari banyaknya lembaga keuangan berbasis syariah di
Indonesia,” ungkapnya.
Sedangkan di Law Faculty Burgstraße, dua mahasiswa Fakultas Hukum UB,
Ardhan Dwi dan Difa Wafani melanjutkan rangkaian presentasi dengan
membahas mengenai Introduction Seminar Pancasila. Mereka membahas
secara rinci bagaimana pengertian dan makna dari setiap sila
Pancasila, serta implementasinya dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia. Presentasi ini juga menggambarkan realita
masyarakat Indonesia dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
berbagai aspek kehidupan