Jakarta – Belum lama ini pemerintah menyelamatkan 18 WNI yang dideportasi dari Suriah setelah melarikan diri dari kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Mereka kabur karena tidak mendapatkan gaji yang menyejahterakan sebagaimana dijanjikan kelompok teroris internasional itu. Sebelum diselamatkan, mereka sempat terlunta-lunta.
Menanggapi kenyataan pahit tersebut, Ketua MUI Jakarta Barat KH Munahar Muchtar mengatakan, sebaiknya pemuda pemudi Islam tidak mudah dihasut dengan iming-iming yang menggiurkan untuk berjihad ke Suriah.
Menurut Wakil Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta itu, Islam tidak pernah mengajarkan radikalisme. Adapun situasi yang berkembang di Suriah, adalah politik di negeri itu yang dimasuki oleh ISIS. Kelompok ini kemudian merekrut orang dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
“Ada pemuda kita yang tidak paham soal itu dan mau berjuang dengan paham agama, namun akhirnya menjadi korban. Mereka dijanjikan dengan iming-iming pengidupan yang jauh lebih baik, namun malah menjadi korban. Pemerintah kita ingin menyelamatkan mereka,” katanya kepada Damailahindonesiaku.com, Rabu (23/8/2017).
Menurutnya, harus dipahami bahwa perang menurut Islam ada aturan. “Yang harus diperangi itu adalah kafir harbi yang keluar dari syariat Islam, dan itu pun masih ada aturannya,” tegasnya.
Berkaca dari pengamalaman ke-18 WNI yang melarikan diri itu, KH Munahar meminta pemuda muslim berpikir seribu kali terhadap ajakan-ajakan yang menyesatkan. “Lebih baik memperbaiki bangsa kita. Kalau punya ilmu lebih baik menularkannya kepada adik-adiknya,” katanya.