Bandung – Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Amerika Latin
(KMB AAA) dimulai Rabu (20/1/2023). Berlangsung di Gedung Merdeka,
Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, KMBAAA diikuti perwakilan dari 18
negara yakni Kenya, Srilanka, India, Yaman, Sudan, Pakistan, Iran,
Meksiko, Mesir, Libya, Kamboja, Mozambik, Irak, China, Uni Emirat
Arab, Malaysia, Arab Saudi dan Yordania.
Kepala Badan Penelitian Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Agama (Kabalitbang Kemenag), Suyitno menyampaikan kata
sambutan sekaligus tujuan dilaksanakannya KMBAAA.
“Indonesia melihat konteks global saat ini sebagai momentum untuk
menyerukan negara-negara di Asia, Afrika, Amerika Latin dan benua
lainnya agar menghentikan eskalasi konflik dan menciptakan perdamaian
bagi semua,” ujar Suyitno dalam keterangannya, Rabu (20/12).
Pidato juga disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU), KH Yahya Staquf sebagai tuan rumah sekaligus penyelenggara
kegiatan. Dilanjutkan dengan pidato perwakilan negara asing,
diantaranya oleh Chargé d’affaires of the Republic of Egypt, Mr Osama
Hamdy dan Duta Besar Uni Emirat Arab, H.E. Abdulla Salem Al Dhaheri.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutan yang dibacakan Wakil
Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki menggarisbawahi semangat Konferensi
Asia Afrika pada 1955 lalu dalam penyelenggaraan KMB AAA kali ini.
“Hari ini kita berkumpul di Gedung Merdeka ini mengenang pada tahun
1955 atau 68 tahun silan diselenggarkan Konferensi Asia Afrika dengan
tujuan mempromosikan Kerjasama ekonomi dan kebuyaan Asia Afrika dan
melawan kolonialisme atau neokolonialisme. Tentu situasi saat ini
berubah, dan agama, kebudayaan dan solidaritas antar bangsa bisa
menjadi spirit untuk mengupayakan perdamaian dunia di tengah konflik
yang terus terjadi di sejumlah negara,” ujar Yaqut.
Pasca Arab Spring, lanjut Yaqut, beberapa negara Timur Tengah sampai
saat ini masih dilanda konflik berkepanjangan. Tentu hal ini sangat
memprihatinkan. Konflik yang diawali oleh demonstrasi di Tunisia,
kemudian menjalar ke negara-negara Timur Tengah lainnya seperti Libya,
Mesir, Sudan, Suriah, dan terakhir perang Arab Saudi-Yaman belum
selesai.
“Dari konflik-konflik yang terjadi lalu di mana letak peran agama?
Maka inilah yang menjadi diskusi penting dalam KMB AAA,” tandas Menag
Yaqut.
“Saya mengajak seluruh peserta agar penguatan moderasi beragama dapat
menjadi solusi global dalam upaya perdamaian dunia, sehingga saya
berharap Gerakan Moderasi Beragama menjadi gerakan wawasan global
untuk mengatasi konflik yang masih terjadi,” pungkas Menag.
Di akhir sesi pembukaan, para perwakikan negara diajak bermain
angklung bersama-sama di atas panggung. Permainan angklung sebagai
alat musik asli Indonesia, melambangkan harmonisasi langkah menuju
perdamaian dunia.
Setelahnya, para delegasi diajak berkeliling Museum Asia Afrika yang
letaknya persis di sebelah ruang konferensi di Gedung Merdeka.
Sejumlah anggota delegasi negara mengaku senang dapat hadir di KMB
AAA, karena persoalan yang diangkat memang sangat krusial, khususnya
mengenai konflik agama.