Jakarta – Sepanjang 2017 Polri berhasil menangkan 172 pelaku terorisme. Jumlah itu meningkat dari tahun lalu, yaitu 163 pelaku.
“Jumlah pelaku yang ditangkap meningkat tahun ini 172 (orang), tahun 2016 163, tahun 2015 sebanyak 73. Jumlah pelaku yang ditangkap (tahun ini) meningkat,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian kepada wartawan di Gedung Rupatama, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, akhir pekan kemarin.
Tito menyebutkan, ada dua faktor yang menyebabkan jumlah pelaku yang ditangkap mengalami peningkatan. Kedua faktor itu adalah kasus yang bertambah atau Densus 88 Antiteror yang lebih giat melakukan tindakan preemptive strike.
“Ini banyaknya penangkapan, karena langkah proaktif jajaran melakukan penindakan atau preemptive strike Densus 88 yang bekerja dengan giat dalam rangka menindak terorisme,” katanya.
Dari 172 pelaku tersebut, katanya, 10 orang telah divonis pengadilan, 76 orang dalam proses sidang, 68 orang dalam proses penyidikan, 16 orang meninggal dunia dalam penindakan hukum, sedangkan 2 orang tewas saat melancarkan aksi teror.
Sedangkan di pihak Polri, kata Tito, sebanyak 18 anggota yang menjadi korban serangan terorisme sepanjang 2017. Empat belas personel mengalami luka-luka, sedangkan 4 personel lainnya gugur dalam tugas.
“Jumlah anggota Polri yang jadi korban ini naik, tahun 2016 ada 1 yang meninggal dan 11 personel luka-luka. Tahun 2017 ada 4 yang meninggal, 3 di antaranya korban ledakan Kampung Melayu dan 14 personel terluka,” ujarnya.