Mamuju – BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Barat, Kamis (19/7/2018), mengumpulkan 167 pelajar setingkat SMA dan sederajat di Asrama Haji di Kota Mamuju. Mereka digalang untuk ikut serta dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.
Penggalangan terhadap pelajar SMA dan sederajat tersebut dikemas dalam kegiatan Workshop Lomba Video Pendek BNPT. Kegiatan ini sendiri merupakan rangkaian dari lomba pembuatan video pendek sebagai upaya kontranarasi terhadap terorisme yang sudah dilaksanakan oleh BNPT dan 32 FKPT se-Indonesia sejak tiga tahun terakhir.
Ketua Bidang Pemberdayaan Pemuda dan Perempuan FKPT Sulawesi Barat, Muji Rahayu, mengatakan kegiatan diawali dengan pembacaan deklarasi damai pelajar Sulawesi Barat menolak radikalisme dan terorisme. Melalui deklarasi ini, pelajar diingatkan pentingnya merawat dan menguatkan nasionalisme untuk membentengi diri dari bahaya radikalisme dan terorisme.
“Keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa mulai terkikis, perbedaan pandangan telah banyak dijadikan alasan untuk menciptakan ancaman antarsesama. Ini yang ingin kami tekankan ke pelajar, nasionalisme sangat penting agar mereka tidak semakin larut dalam keadaan yang ada,” kata Muji selepas pembukaan.
Sebelum masuk ke sesi workshop, kepada pelajar peserta kegiatan diberikan penguatan wawasan kebangsaan. Kepada mereka akan dibeberkan betapa kaya dan beragamnya Indonesia, dan itu diminta menjadi alasan menguatkan semangat menjaga persatuan dan kesatuan untuk mencegah radikalisme dan terorisme.
“Nanti ada Pak Ketua (FKPT Sulawesi Barat) dan Mas Mathias Muchus yang memberikan materi,” ungkap Muji.
Ketua FKPT Sulawesi Barat, Rahmad Sanusi, mengatakan dengan kuatnya nasionalisme diharapkan pelajar mampu menggali nilai-nilai kebangsaan yang mengamanatkan kepada seluruh elemen bangsa untuk menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa di atas individu. “Nilai-nilai kebangsaan tidak memberikan tempat pada patriotisme yang semu,” katanya.
Rahmad mengajak pelajar untuk menempatkan nilai-nilai kebangsaan sebagai pemicu mempersatukan masyarakat Sulawesi Barat yang disebutnya indah dan makmur. Tak lupa dia juga mengajak pelajar untuk mengangkat keragaman di Sulawesi Barat ke dalam karya video, untuk terus menguatkan kerukunan yang sudha terbangun, yang dengan sendirinya mampu menjadi benteng terhadap radikalisme dan terorisme.
“Pelajar jangan larut dalam propaganda radikalisme dan terorisme. Pelajar memiliki potensi untuk melakukan hal sebaliknya,” pungkas Rahmad.
Kegiatan Workshop Lomba Video Pendek, selain di Mamuju, Sulawesi Barat, juga sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi di Indonesia lainnya. Kegiatan ini akan diakhiri dengan penjurian video karya pelajar, yang mana setiap karya diwajibkan diunggah di media sosial Youtube, sebagai sarana kontrapropaganda radikalisme dan terorisme. [shk/shk]