Kuta – Menteri Keuangan Australia Josh Fraydenberg bersama Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik, menghadiri peringatan bom Bali pada tahun 2002 yang bertempat di Monumen Groud Zero Bali, Legian, Kuta, Bali, tempat tragedi bom pertama. Jumat akhir pekan kemarin.
“Tahun 2002 ada 202 korban tragedi bom tersebut. Ada 88 korban dari Australia dan 33 dari Inggris dan 38 dari Indonesia yang menjadi korban disini, dan beberapa korban lainnya dari negara lain,” ujar Dubes Australia Josh Fraydenberg.
Dilkutip dari Timesindonesia.co.id, Menteri Josh juga menjelaskan, saat ini Indonesia dan Australia telah berkolaborasi untuk mengambil SDM dan bekerjasama dengan erat untuk mencegah terorisme. “Ada banyak hal dilakukan dalam berkolaborasi untuk keamanan Indonesia bersama Australia Federal Police untuk berbagi informasi untuk mencegah ancaman bahaya dan terorisme,” ujarnya.
Sementara, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik mengucapkan, bahwa kehadiran kedutaan Inggris di Monumen bom Bali, untuk berbela sungkawa atas tragedi 16 tahun silam untuk seluruh korban di seluruh dunia, khususnya masyarakat Bali.
“Bali adalah tempat pariwisata untuk turis dan juga untuk berlibur. Kami mengingat hal ini sangat sedih dan kami juga menjalin hubungan kembali dengan Indonesia sejak lama, sejak kejadian 16 tahun yang lalu,” ujarnya.
Malik juga menjelaskan, dengan adanya tragedi bom tersebut. Pihak Inggris dengan Indonesia dan Australia membangun kembali semua keamanan dan pertahanan untuk mencegah adanya terorisme.”Kami juga berkolaborasi untuk saling membantu sistem keamanan di Indonesia dan menjaga keamanan untuk mencegah terorisme kembali,” imbuhnya.
Malik juga mengungkapkan, bahwa Inggris, Australia dan juga Amerika secara spesifik untuk membantu mencegah adanya terorisme dengan membuat sistem keamanan dengan membukan training center di Semarang, Jawa Tengah.
“Kami sudah bekerja sama dari Inggris, Australia dan Amerika untuk membantu sistem keamanan mencegah terorisme di Indonesia dan membuka training center di Semarang yang mencegah adanya terorisme dan mengantisipasi bahaya lain yang mengancam bagi bangsa. Seperti hal-nya cyber crime dan juga terorisme,” tutupnya.