142 Teroris Dicokok Densus 88 Sepanjang 2023, Menurun Dibandingkan 2022

Jakarta – Sebanyak 142 teroris berhasil dicokok Densus 88 Antiteror
Mabes Polri. Jumlah itu mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022
dimana Densus 88 menangkap 248 teroris.

“Tahun 2022 yang kami catat jumlah tersangka yang dilakukan penegakan
hukum sebanyak 248 orang, dibandingkan tahun ini sampai sekarang
jumlahnya 142, jadi kami melihat ada penurunan yang sangat
signifikan,” kata juru bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol.
Aswin Siregar dalam konferensi di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu.
(20/12/2023).

Aswin menambahkan bahwa dari 142 tersangka yang ditangkap selama 2023
ini, berstatus dalam pemeriksaan sebanyak 16 tersangka, dalam proses
penyidikan sebanyak 101 tersangka, dan sudah dilimpahkan ke jaksa
penuntut umum atau P-21 sebanyak 23 tersangka, serta dua tersangka
tewas saat penegakan hukum dilakukan di Lampung pada April 2023.

Adapun 142 tersangka yang ditangkap itu berasal dari kelompok atau
jaringan teroris berbeda, yakni JAD atau AD sebanyak 29 tersangka,
jaringan Jamaah Islamiyah (JI) sebanyak 50 tersangka, kelompok AO yang
berafiliasi dengan JAD/AD dan ISIS sebanyak 49 tersangka, kelompok JAS
sebanyak 7 tersangka, NII lima tersangka dan dua tersangka dari
pendukung ormas FPI.

Menurut Aswin, penurunan ini menunjukkan efektivitas dan keberhasilan
para petugas atau penyidik Densus 88 Antiteror Polri dalam menekan
kasus-kasus terorisme.

“Hampir semua penangkapan yang kami lakukan di tahun ini merupakan
preemtif dan preventif strike,” tegas Aswin.

Capaian ini, kata Aswin, sesuai dengan kebijakan Kapolri Jenderal Pol.
Listyo Sigit Prabowo dan Kadensus 88 Antiteror Polri dalam penindakan
dan pencegahan tindak pidana terorisme.

“Kebijakan Kapolri dan Kadensus itu zero letupan, zerp attack.
Alhamdulillah, sampai dengan saat ini belum ada (letupan/attack) gitu
ya,” ujar Aswin.

Aswin menambahkan, penegakan hukum yang dilakukan Densus 88 Antiteror
Polri supaya kelompok-kelompok yang merencanakan atau yang ingin
melakukan gangguan, melakukan aksi dapat dicegah lebih awal.

Selain itu, kata Aswin, penurunan ini juga menunjukkan upaya
pencegahan yang dilakukan dan deradikalisme cukup berhasil dengan
pelaku berulang yang semakin sedikit jumlahnya.

“Jadi residivisme atau pelaku berulang itu jumlahnya turun dari
statistik,” ucap Aswin.

Dari 142 tersangka yang ditangkap selama 2023 ini, berasal dari tindak
pidana terorisme dan tindak pidana pendanaan terorisme sebanyak empat
orang tersangka

Para tersangka didominasi pria sebanyak 138 orang, sisanya tersangka
wanita.