Pangkal Pinang – Fakta mengejutkan terungkap dari kegiatan pelibatan masyarakat dalam pencegahan terorisme di Bangka Belitung. Sebanyak 14 persen dari total 42 peserta yang hadir menyatakan setuju Pancasila sebagai dasar negara diganti.
Hal itu disampaikan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bangka Belitung, Riswardi, saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan kegiatan coaching enumerator dalam rangka Survey Nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme di Kota Pangkal Pinang, Rabu (19/4/2017). Menurutnya, temuan peserta kegiatan pencegahan terorisme yang setuju Pancasila diganti ditemukan dalam kegiatan bidang Pemberdayaan Pemuda dan Perempuan tahun 2017.
“Jadi selain kuesioner yang diedarkan BNPT, kami juga membuat keosioner dan meminta peserta mengisi. Hasilnya mengejutkan. Dari total 42 peserta, 14 persen di antaranya setuju Pancasila diganti,” ungkap Riswardi.
Riswardi dan jajarannya sempat kaget dengan temuan tersebut. Akan tetapi dia juga bersukur dengan temuan tersebut, karena sekaligus menjadi database untuk menjadi pijakan dalam penentuan kebijakan pencegahan terorisme ke depan.
Terkait kegiatan Survey Nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme yang diinisiasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Riswardi sangat antusias menyambutnya. Diakuinya, survey ini akan menjadi penunjang yang tepat atas serangkaian kegiatan pencegahan terorisme yang sudah dan akan dilaksanakan.
“Kami senang dan kami siap melaksanakan survey ini. Kenapa? Karena hasilnya akan menjadi tolak ukur sejauh mana pencegahan terorisme di akar rumput sudah berimbas dan langkah apa yang harus dikerjakan kemudian,” urai Riswardi.
Survey Nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme dilaksanakan oleh BNPT dan 32 FKPT se-Indonesia. Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah pihak sebagai reviewer hasil survey, di antara Daulat Bangsa, The Nusa Institute, dan Litban Kemenag RI.[shk/shk]