Manila – Kelompok militan Abu Sayyaf yang memiliki hubungan dengan kelompok ISIS menyerang tentara Filipina yang sedang melakukan operasi keamanan di Sulu, Jumat (17/4). Sebanyak 11 tentara Filipina tewas dibunuh dan 14 lainnya terluka.
Kelompok Abu Sayyaf yang berbasis di Filipina selatan, telah melakukan aksi-aksi pengeboman dan penculikan para turis Barat demi uang tebusan sejak awal tahun 1990-an. Kelompok ekstremis tersebut juga terkait dengan para militan ISIS yang mencoba mendirikan kekhalifahan di Asia Tenggara.
Dikutip kantor berita AFP, Sabtu (18/4/2020), Komandan militer wilayah Filipina selatan, Letnan Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan militan Abu Sayyaf telah melancarkan serangan pada Jumat (17/4). Saat serangan terjadi, tentara-tentara Filipina tengah melakukan operasi keamanan terhadap para militan di provinsi Sulu.
Serangan tersebut merupakan serangan paling mematikan yang melibatkan para militan Abu Sayyaf, sejak dua pengebom bunuh diri meledakkan diri mereka di sebuah katedral di provinsi Sulu pada Januari 2019 lalu. Serangan bom itu menewaskan 21 orang.
Militer Filipina sedang gencar melakukan operasi untuk membebaskan para sandera yang ditahan oleh Abu Sayyaf, termasuk awak kapal kargo asing yang diculik di perairan Sulu.