11 Orang Pasis Sesko TNI Lakukan Kunjungan Lapangan ke Kantor BNPT

Sentul – Sebanyak 11 orang Perwira Siswa (Pasis) Sesko TNI melakukan kunjungan lapangan ke kantor BNPT Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang berada di komplek Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Kab. Bogor, pada Jumat (08/09/17).

Kunjungan Pasis Sesko TNI ini sebagai upaya untuk mengembangkan wawasan mengenai keberadaan BNPT sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang bertugas menyusun kebijakan strategis dan pengkoordinasian dalam rangka penanggulangan terorisme di Indonesia

Kedatangan para Pasis Sesko TNI ini diterima oleh Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT, Brigjen Pol. Drs. Fachrudin, SH., di Ruang Rapat Utama BNPT. Dalam paparannya pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Reserse Kirminal Polda Jabar ini menjelaskan mengenai tugas pokok, fungsi dan peran BNPT dalam penanggulangan terorisme.

“Dimana BNPT ini sendiri didiriakan berdasarkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010. Sebelumnya lembaga ini adalah Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme (DKPT) yang berada dibawah Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan,” ujar Brigjen Pol. Fachrudin.

Mantan Kasubden Bantuan Densus 88/Anti Teror Polri ini juga mengatakan bahwa seluruh pejabat dan pegawai BNPT tidak hanya berasal dari satu instansi saja. “Tetapi juga berasal dari berbagai instansi yaitu TNI, Polri dan juga PNS dari sejumlah kementerian/lembaga pemerintahan lainnya,” ujarnya.

 

Dalam kesempatan tersebut mantan Kepala Detasemen C/Pelopor, Sat Brimob Polda Metro Jaya ini juga memeparkan mengenai strategi pencegahan, penanggulangan tindakan terorisme dan radikalisme di Indonesia. Dimana menurutnya, strategi penanggulangan terorisme di Indonesia adalah strategi dengan cara penindakan, kontra radikalisasi dan deradikalisasi..

“Garis besarnya terdiri dari tiga bagian yakni bagian pertama adalah penindakan, kedua adalah kegiatan kontra radikal dan bagian ketiga adalah deradikalisasi. Konsep inilah yang kemudian menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam menanggulangi terorisme karena konsep ini dianggap berhasil menanggulangi problem terorisme di Indonesia,” ujar pria kelahiran Bandung, 12 Maret 1961 ini.

Pria yang ahli dalam bidang Reserse ini juga mengatakan bahwa BNPT juga menjalin kerjasama lintas kementerian/lembaga (K/L). Dimana ada 32 K/L yang mendukung program deradikalisasi dari BNPT. “Kerjasama antar lintas kementerian dan lembaga ini menjadi penting karena dalam setiap kegiatan akan ada yang melibatkan unsur dari lembaga lain tersebut,” ujanrya.

Dengan adanya penjelasan tersebut, mantan Widyaiswara Muda Sespim Lemdikpol ini berharap apa yang sudah dijelaskannya ini dapat memberikan manfaat besar bagi para Pasis Sesko TNI yang berasal dari matra Darat, Laut, Udara dan Kepolisian dalam membuat karya tulis atau tugas akhir yang mejadi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan Sesko TNI tersebut.

Dalam kesempatan tanya jawab, salah satu peserta Pasis Sesko TNI juga sempat menanyakan mengenai apa yang telah dilakukan BNPT dalam melakukan mengcounter paham radikal terorisme di Dunia Maya yang saat ini juga masif terjadi.

Guna menjawab pertanyaan tersebut Brigjen Pol Fachrudin juga mempersilahkan para peserta Pasis Sesko TNI ini untuk mengunjungi ruang monitoring Pusat Media Damai (PMD) BNPT yang berada di bawah naungan Subdit Kontra Propaganda, Direktorat Pencegahan di Kedeputian I BNPT.

Saat berada di ruang monitoring PMD BNPT, para Pasis Sesko TNI ini diterima dan mendapatkan penjelasan dari Kasi Media Literasi, Eri Suprayitno, mengenai bagaimana alur kinerja PMD dalam menghadapi propaganda yang dilancarkan kelompok radikal melalui dunia maya.

Sementara itu salah satu Pasis Sesko TNI, Kolonel Inf. Heru Setyo Paripurnawan yang mewakili rekan-rekannya menjelaskan bahwa maksud kunjungan dirinya ke BNPT ini sebagai upaya untuk menambah wawasan atau studi pustaka untuk membuat karya tulis para siswa-siswa Sesko TNI yang salah satu materinya yaitu mengenai penanganan tindakan terorisme.

“Harapannya kedepan kita bisa memberikan analisis atau masukan untuk kepentingan tugas dalam hal penindakan masalah terorisme,” ujar alumni Akmil tahun 1991 yang dibesarkan di pasukan elite, Kopassus TNI-AD yang juga pernah menjadi atase militer darat KBRI di Beijing, China ini.