Semarang – Kiprah Nahdlatul Ulama (NU) bagi bangsa Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan saat jaman penjajahan, alim ulama serta keder NU berperan serta memerdekakan Bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 silam.
Memasuki usia satu abad, NU pun saat ini dituntut untuk mengawal kemerdekaan, salah satunya dari paham radikalisme, terorisme, serta paham-paham lain yang bisa memecah kesatuan bangsa Indonesia.
“Satu abad ini waktu yang sangat panjang, dari awal berdirinya NU, 31 Januari 1926, organisasi Islam mengawal berdirinya bangsa Indonesia sampai seperti sekarang,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin, Rabu (1/2/2023).
Ia meyakini sebagai organisasi Islam yang besar dan berusia satu abad, NU semakin menyakinkan, sebagai organisasi yang mengawal kemerdekaan, pembangunan serta keberagaman bangsa termasuk di Semarang.
“Termasuk turut serta membangun Kota Semarang, peran Nu menurut saya sangat besar,” tambahnya.
Iswar menerangkan, tantangan NU kedepan semakin besar, salah satunya dari sisi memerangi radikalisme yang bisa memecah bangsa ini. Namun pihaknya meyakini, jika kolaborasi bersama pemerintah dan pemuka agama, faham-fahan tersebut bisa diantisipasi dan diperangi.
“Bagi saya NU juga harus terbuka, jadi bukan hanya untuk kalangan santri saja. Masyarakat umum, yang ingin memperbaiki agama, ataupun kelompok harus dirangkul sebagai langkah syiar, terhadap agama,” tuturnya.
Selain itu NU kata dia, juga harus berkontribusi dengan memanfaatkan digitalisasi. Tugas ini lanjut Iswar, harus dilakukan oleh kader muda NU. Intinya, NU tidak boleh ketinggalan untuk berkembang dan berkontribusi dengan memanfaatkan perkembangan jaman.
“Kita harus persiapkan generasi milienial dengan kemampuan dan pola pikir berkembang, intinya keberagaman harus jadi modal untuk memajukan bangsa, negara ataupun Kota Semarang, melalui bendera NU,” pungkasnya.