Lembur Toleransi Untuk Tingkatkan Kerukunan Umat Beragama di Cianjur

Cianjur – Kampung Sukatani, Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat, ditetapkan sebagai Lembur Toleransi. Dipilihnya
lokasi tersebut salah satunya didasari pertimbangan terjalinnya
kerukunan umat beragam di wilayah itu.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Cianjur, KH
Choirul Anam MZD, menjelaskan Lembur Toleransi dipusatkan di Vihara
Sakyawanaram. Alasan pemilihan lokasi di tempat itu, karena di dua RW
terdapat beberapa tempat ibadah dari berbagai agama.

“Di tempat itu ada dua gereja, ada dua wihara, dan enam masjid serta
musala disertai dengan tempat pendidikan Alquran. Di wilayah ini
terjalin kerukunan umat beragama,” katanya, Minggu (9/6/2024).

Namun, sebut dia, Lembur Tolerasi belum memiliki kepengurusan. Dalam
waktu dekat FKBU segera melantik para pengurus Lembur Tolerasi.

“Insya Allah bulan depan sudah diagendakan, kita akan melantik para
pengurus Lembur Toleransi,” ujar mantan Ketua PCNU Kabupaten Cianjur
ini.

Choirul menegaskan, dibentuknya Lembur Tolerasi merupakan bagian
merajut semangat toleransi sebagai implementasi moderasi kerukunan
umat beragama. Dalam skala lebih luas, upayanya dilakukan melalui
pendekatan budaya.

“Berbicara toleransi tidak lagi berbicara akidah, tapi konteksnya
budaya, sosial, kemanusiaan. Global. Pada hari-hari tertentu banyak
umat Buddha melakukan ritual di situ, bermunculan para pelaku UMKM
yang notabene merupakan muslim. Sampai tukang parkir juga muslim. Ini
yang menjadi dasar FKUB menetapkan lokasi itu sebagai Lembur
Toleransi,” ujarnya.

Ke depan, lanjut Choirul, di Lembur Toleransi sedang dijajaki peluang
membuka usaha pada sektor pertanian. Selain itu juga membuat kelompok
tani lintas agama karena terdapat lahan milik Vihara Sakyawanaram yang
bisa digarap secara bersama-sama.

“Jadi, di Lembur Toleransi ini penduduknya terdiri dari enam agama.
Tapi yang lebih dominan muslim serta Buddha. Bisa jadi kelompok tani
lintas agama ini satu-satunya di Indonesia,” imbuhnya.

Belum lama ini pengurus FKUB Kabupaten Cianjur melaksanakan studi
banding ke berbagai daerah di Jawa Tengah, seperti Semarang, Salatiga,
serta Yogyakarta. Salah satu lokasi yang dikunjungi yakni Kampung
Kerukunan di Desa Kranggan, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

“Oleh Pemprov Jawa Tengah sudah ditetapkan sebagai desa paling sadar
kerukunan se-Jawa Tengah. Jadi, di desa itu enam pemeluk agama ada,
juga enam rumah ibadahnya ada,” imbuhnya.

Hal yang menjadi atensi jajaran FKUB Kabupaten Cianjur saat studi
banding yaitu aktivitas di salah satu kelenteng. Di tempat itu dibuka
pelatihan wushu yang diikuti kalangan anak dari berbagai agama.

“Tak hanya dari kalangan agama tertentu, yang ikut wushu ada yang
berjilbab. Bahkan penabuh musiknya itu anak kiai. Ini sangat menarik
bagaimana kerukunan umat beragama betul-betul terjaga baik,”
pungkasnya.